Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
Pertama, melaksanakan operasional 24/7 di pelabuhan Tanjung Priok. Kedua, modernisasi alat bongkar muat di terminal peti kemas, khususnya yang melayani impor barang seperti Terminal 3, Terminal Peti Kemas Koja (TPK Koja), Jakarta International Container Terminal (JICT), NewPriok Container Terminal 1 (NPCT1).
Dengan alat yang lebih modern maka proses bongkar menjadi lebih cepat.
Ketiga, digitalisasi Pelabuhan, baik pada sisi laut maupun darat. Di sisi laut misalnya, IPC menerapkan Marine Operating System (MOS) untuk kapal tunda yang dengannya layanan penundaan kapal menjadi lebih cepat.
Baca Juga: Pelindo IV dan Kejari Bitung teken kesepakatan penanganan masalah hukum
Pengurusan jasa pandu masuk kapal dahulu membutuhkan waktu hingga hitungan hari, kini bisa diselesaikan singkat tidak sampai berjam-jam.
Sedangkan di sisi darat/terminal, dengan digitalisasi, proses identifikasi posisi kontainer menjadi lebih cepat dibandingkan sebelumnya melalui akurasi data yang disajikan oleh sistem operasi terminal.
"Upaya lainnya yaitu dengan menyediakan Container Freight Station Online (CFS Online) di Pelabuhan Tanjung Priok, yang diharapkan dapat mempercepat konsolidasi kontainer," terang Shanti.
Baca Juga: Beberapa wilayah Sulut masuk zona merah corona, Pelindo IV tetap layani bongkar muat
Sebagai informasi, dwelling time merupakan ukuran waktu yang dibutuhkan peti kemas impor sejak dibongkar dari kapal sampai dengan keluar dari kawasan pelabuhan. Dalam dwelling time terdapat tiga tahapan pre-clearance, clearance dan post clearance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News