Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai kondisi geoekonomi global justru memberikan optimisme baru bagi dunia usaha Tanah Air. Sejumlah peluang strategis terbuka, mulai dari pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), penguatan sektor jasa, hingga pergeseran rantai pasok global.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia James T. Riady menyebutkan bahwa kinerja ekonomi global lebih baik dari perkiraan. Meski sebelumnya dikhawatirkan melambat, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia justru dua kali direvisi naik, terakhir dari 2,8% menjadi 3%.
“Ini didorong oleh sektor jasa dan digital services. Ekonomi yang diperkirakan bermasalah ternyata stabil,” ujar James dalam keterangannya, Jumat (12/9/2025).
Baca Juga: Bursa Korea Selatan Cetak Rekor Tertinggi Jumat (12/9), Berkat Optimisme AI
James menekankan pentingnya adopsi teknologi AI bagi dunia usaha Indonesia. Ia menilai, sejumlah perusahaan global sudah menganggap buta AI sebagai hal yang tidak bisa ditoleransi.
“Kalau kita tidak berlari ke sana, kita akan ketinggalan,” tegasnya.
Selain itu, James menyoroti laju pertumbuhan sektor jasa yang jauh melampaui rata-rata pertumbuhan nasional. Menurutnya, sektor jasa bisa tumbuh 12%–13% ketika ekonomi nasional hanya berkembang 5%. Dengan kebutuhan modal yang jauh lebih kecil, James menilai sektor ini menjadi peluang besar yang perlu ditangkap pelaku usaha.
Baca Juga: Alibaba dan Baidu Mulai Gunakan Chip Internal untuk Pelatihan AI
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Luar Negeri Kadin Indonesia Pahala Mansury menyoroti pergeseran rantai pasok global yang membuka ruang bagi Indonesia. Ia menjelaskan, strategi China Plus yang ditempuh sejumlah negara membuat Indonesia semakin menarik, terutama di industri padat karya.
“Banyak negara melihat peluang untuk mengalihkan industri dari China atau Vietnam ke Indonesia. Apalagi tarif (AS) di China masih 75% dan India 50%, sehingga posisi Indonesia sangat kompetitif. Namun kuncinya adalah produktivitas,” jelas Pahala.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli turut menegaskan pentingnya peningkatan produktivitas sebagai kunci mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Pemerintah akan menargetkan sedikitnya 1.000 perusahaan untuk dianalisis oleh ahli produktivitas mulai tahun depan.
“Ada korelasi langsung antara produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Karena itu, fokus kita harus jelas, yaitu menjadikan produktivitas sebagai gerakan nasional,” tandas Yassierli.
Selanjutnya: AFPI: 97 Fintech Lending Menolak Tuduhan KPPU Soal Kesepakatan Bunga Pinjaman
Menarik Dibaca: Peran Pendidikan Penting, Blue Bird Berikan Beasiswa ke Keluarga Mitra Pengemudi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News