kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemanfaatan sumber daya laut harus dioptimalkan pasca Covid-19


Kamis, 16 Juli 2020 / 09:38 WIB
Pemanfaatan sumber daya laut harus dioptimalkan pasca Covid-19
ILUSTRASI. Pekerja menata ikan kerapu macan hitam kualitas ekspor ke dalam kotak penyimpanan di Lhokseumawe, Aceh, Kamis (14/5/2020). Perdagangan ikan Kerapu Macan dan untuk pasar ekspor Malaysia melalui pelabuhan Medan itu mulai berjalan kembali setelah sebelumnya


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengelolaan sumber daya alam (SDA) Indonesia di wilayah pesisir dan laut merupakan hal penting. Besarnya lautan Indonesia yang mencapai 70% dari total wilayah menjadikan potensi pemanfaatan sumber daya laut sangat besar.

Namun, pemanfaatan sumber daya kelautan Indonesia hingga saat ini oleh banyak kalangan dianggap belum optimal. Hasil laut hanya menyumbang 30% terhadap pertumbuhan ekonomi/GDP.

Ada banyak isu yang menyebabkan hal itu belum optimal. Pertama, adanya tumpang tindih kepentingan kementerian, instansi dan lembaga dalam pemanfaatan sumberdaya kelautan yang menyebabkan kurang harmonisnya implementasi kebijakan. Kedua, terkendala konektivitas dimana ongkos laut dari Indonesia bagian timur ke bagian barat.

Ketiga, potensi sumber daya biota laut masih belum terpetakan dengan baik, padahal merupakan variabel penting dalam pengambilan keputusan pembangunan.

Baca Juga: Menteri Edhy: Lobster di Indonesia bisa bertelur hingga 27 miliar

Keempat, kebijakan pembangunan desa pesisir belum berkorelasi dengan arahan kebijakan pembangunan, baik RTRW maupun RZWP3K sehingga pembangunan desa pesisir yang berbasis potensi biota laut terkendala.

Sementara pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian Indonesia. Sebagian besar sektor usaha luluh lantak. Oleh karena itu, saat ini diperlukan skenario untuk pengoptimalan pemanfaatan sumber daya laut.

Berangkat dari itu, Perhimpunan Alumni Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Indonesia (Perluni PWK ITI)

bekerja sama dengan Program Studi PWK - ITI dan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Provinsi Banten menggelar seminar online bertajuk "Pengembangan Industri Pangan Laut Terpadu DI Kawasan Pesisir Pasca-Covid19” yang diiikuti 700 peserta.

Wakil Rektor Institut Teknologi Indonesia (ITI) Dwita Suastiyanti mengatakan perencana wilayah kota sudah seharusnya mengambil peran penting dalam mengatasi persoalan terkait perencanaan ruang baik di wilayah darat maupun laut.

"Sehingga seminar ini ditujukan untuk menghasilkan solusi cerdas dalam pengoptimalan pemanfaatan sumber daya laut pasca Covid-19." katanya Dwita dikutip dalam keterangan resminya, Rabu (15/7).

Deputi I Bidang Infrastruktur, Energi dan Investasi Kantor Staf Presiden, Febry Calvin Tetelepta yang hadir sebagai pembicara menyatakan bahwa optimalisasi pemanfaatan sumberdaya laut ini sejalan dengan program Nawacita ketiga, yaitu membangun dan mengintegrasikan proses bisnis kelautan dan perikanan berbasis masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan.

“Revitalisasi tambak rakyat harus menjadi optimal dan berkelanjutan karena perikanan budidaya merupakan masa depan. Guna mewujudkannya diperlukan sebuah kerja kolaboratif antar kementerian dan lembaga serta turut melibatkan Pemda," kata Febry.

Baca Juga: Penyaluran anggaran program padat karya tunai sudah mencapai Rp 5,68 triliun

Freude TP Hutahaean, Pemerhati Pengembangan Kawasan Laut dan Pesisir menyatakan bahwa saat ini belum ada kawasan di Indonesia yang mengembangkan potensi kelautan secara profesional. Indonesia belum mengelola bahan baku secara maksimal dan hanya berperan sebagai eksportir yang kemudian masuk ke negara Eropa, China, dan yang lainnya.

Freude menilai diperlukan perencanaan tata ruang wilayah laut dan pesisir yang optimal. Perencanaan itu harus memperhitungkan pola distribusi antara pusat pembudidayaan dengan daya jangkau ke industri di hilir.

"Dengan begitu, Indonesia menjadi pemain utama untuk sumberdaya laut, bukan lagi pemasok bahan baku." katanya.

Sementara Ahmad Aris, mewakili Direktorat Perencanaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjelaskan, perencanaan spasial, tata ruang laut dan zonasi laut seharusnya mengawali arah penggunaan ruang dan pemanfaatan sumber daya.

Ia bilang, KKP telah membangun program sentra keluatan dan perikanan terpadu di 13 lokasi di Indonesia (Natuna, Saumlaki, Merauke, Mentawai, Nunukan, Talaud, Morotai, Biak Numfor, Mimika, Rote Ndao, Sumba TImur, Sabang, Moa) yang dapat dijadikan contoh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×