Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dewan Energi Nasional (DEN) menyayangkan batalnya rencana pemasangan panel surya di atap Istana Negara. Padahal, pemerintah merupakan jalan pertama untuk mempopulerkan energi terbarukan dari sinar matahari ini.
Rinaldy Dalimi mengatakan, pemasangan solar cell batal lantaran tender sepi alias tidak ada kontraktor yang mau mengambil proyek ini. Dengan begitu, pemasangan panel surya di kantor-kantor pemerintahan juga makin pupus.
"Kalau menurut saya itu kan instruksi Presiden jadi tidak perlu tender. Tetapi mungkin kalau tidak ada tender, si pelaksana akan kena KPK," kata salah satu anggota Dewan Energi Nasional Rinaldy Dalimi pada Minggu (29/11).
Awal tahun ini, dalam rapat dengan DEN, Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk memasang solar cell di atap Istana Negara. Lalu akan diresmikan pada Agustus lalu. Namun kenyataannya sampai sekarang tidak terlaksana dan terancam batal di tahun ini.
Padahal, menurut Rinaldy, DEN sudah punya mimpi besar untuk membesarkan industri energi baru dan terbarukan (EBT) ini. "Kita usulkan ke pemerintah seluruh gedung perkantoran harus dibangun solar cell. Seluruh penerangan jalan pasang solar cell, seluruh rumah pejabat pasang solar cell," kata Rinaldy.
Bila hal tersebut dilakukan akan menimbulkan kebutuhan solar cell di industri. Kalau industri sudah membangun maka harga pembangunan EBT dalam hal ini solar cell bisa tertekan atau turun pelan-pelan.
"Nah proses ini harus dimulai dari Pemerintah, harus dipancing. Seperti kendaraan, starter-nya dari Pemerintah," jelas Rinaldy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News