kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pembangunan infrastruktur turut menopang pertumbuhan pasar keramik


Kamis, 15 Maret 2018 / 16:58 WIB
Pembangunan infrastruktur turut menopang pertumbuhan pasar keramik
ILUSTRASI. Pabrik keramik Arwana Citra Mulia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan, pengembangan industri keramik di dalam negeri masih cukup prospektif seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri. Adapun prediksi pertumbuhan pasar keramik tahun ini sekitar 15%.

Hal ini didukung dengan program pemerintah dengan maraknya pembangunan infrastruktur, properti dan perumahan, yang diharapkan dapat pula meningkatkan konsumsi keramik nasional. "Saat ini, konsumsi keramik nasional per kapita sekitar 1,4 m2, sedangkan negara-negara di ASEAN telah mencapai lebih dari 3 m2. Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan mengenai peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN)," ujarnya dalam pameran Keramika 2018, Kamis (15/3).

Menperin menjanjikan bahwa pemerintah terus berupaya untuk melindungi industri keramik dalam negeri agar dapat tumbuh dan berkembang. Apalagi saat ini industri keramik nasional tengah menghadapi berbagai tantangan, seperti serbuan produk impor.

Selain itu, Vietnam mengenakan antidumping lebih dari 40 persen, dan Eropa sampai 60 persen. "Tentunya kami akan melindungi industri keramik dalam negeri. Kalau memang sudah mengganggu industri kita, perlu adanya proteksi," paparnya.

Selanjutnya, masih tingginya harga gas dan turunnya bea masuk ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang semula 20% menjadi 5% berdampak pada daya saing industri keramik nasional dalam menghadapi pasar global yang semakin ketat.

Namun demikian, Menperin optimistis, industri keramik nasional akan mampu kompetitif karena didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten serta jumlah bahan baku yang cukup banyak dan tersebar di wilayah Indonesia. Dalam hal ini, Kemenperin berkomitmen menjalankan hilirisasi industri agar membawa efek berantai terhadap perekonomian nasional.

Kemenperin mencatat, terdapat 58 perusahaan ubin keramik dengan kapasitas terpasang lebih dari 537 juta m² per tahun. Dengan volume tersebut, menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil keramik ke-6 setelah China, India, Brazil, Spanyol dan Iran.

Sedangkan untuk kategori industri tableware, tercatat ada 12 perusahaan dengan kapasitas lebih dari 274 juta buah per tahun. Selain itu, Indonesia juga memiliki enam perusahaan pada industri saniter yang berproduksi mencapai 5,5 juta buah per tahun dengan didukung tenaga kerja sebanyak 9.174 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×