Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lokasi strategis dan kemudahan akses menjadi bagian dari strategi pemasaran pengembang properti. Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol bisa menjadi nilai tambah yang memperlancar pengembangan suatu kawasan.
Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk (DILD) Theresia Rustandi mengamini lokasi yang strategis dan kemudahan aksesibilitas menjadi dua faktor terpenting bagi pengembangan properti. Adapun pembangunan jalan tol secara langsung mampu menumbuhkan dan menggerakkan perekonomian karena terjadi kemudahan mobilisasi barang dan jasa.
"Keberadaan jalan tol menjadi solusi karena mampu meningkatkan kemudahan aksesibilitas bagi masyarakat. Saat ini kami mengembangkan sejumlah proyek yang berada di dekat atau sekitar jalan tol," kata Theresia saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (28/11).
Sebagai contoh, Intiland memiliki kawasan perkantoran terpadu South Quarter dan apartemen SQ Res yang berlokasi di koridor tol TB Simatupang, Jakarta Selatan. Di dekat area tersebut Intiland juga mengembangkan perumahan South Grove dan Serenia Hills.
Baca Juga: Coldwell: Bisnis perkantoran masih tertekan akibat dampak pandemi
Di Jakarta Barat, Intiland mengembangkan perumahan Taman Semanan Indah, Virya Semanan, dan WestOne City yang berada di pinggir jalan tol dan dekat pintu tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Di Tangerang, Intiland menggarap kawasan perumahan Talaga Bestari dan DUO hanya berjarak sekitar 300 meter dari pintu tol Balaraja Timur ruas tol Jakarta – Merak.
Di Surabaya, Intiland mengembangkan kawasan hunian terpadu Graha Famili, yang berjarak sekitar 2 km dari pintu tol Satelit, ruas tol Surabaya Gresik. "Kami juga mengembangkan kawasan Industri Ngoro Industrial Park di Mojokerto. Lokasinya sangat strategis dan tak jauh dari akses jalan tol Surabaya-Gempol," imbuh Theresia.
Namun, Theresia memberikan catatan bahwa dalam pengembangan suatu wilayah, penambahan nilai tidak semata-mata akibat infrastruktur yang dibangun di wilayah tersebut. Pengembang juga mesti memberikan nilai tambah melalui konsep pengembangan terpadu, serta edukasi dan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat tentang keuntungan tinggal di wilayah tersebut.
Bahkan jika merujuk ke banyak negara, justru pengembangan infrastruktur mengikuti perkembangan kawasan yang direncanakan. "Ketika pengembang membangun kawasan di wilayah yang belum ada infrastrukturnya maka pemerintah langsung membangun infrastruktur agar kawasan itu terkoneksi secara terpadu. Ini kolaborasi win-win yang sangat ideal untuk pengembangan suatu wilayah," terang Theresia.
Direktur Utama PT PP Properti Tbk (PPRO) I Gede Upeksa Negara juga meyakini gencarnya pembangunan jalan tol yang masif akan mampu memberi dampak positif bagi industri properti. Mayoritas tabungan lahan (landbank) PPRO juga berada di lokasi dengan akses mudah ke jalan tol yang terintegrasi ke beberapa daerah.
Bersinergi dengan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) sebagai induk usaha, PPRO pun berencana melakukan pengembangan di sekitar kawasan tol, dimana PTPP berinvestasi di jalan tol tersebut. "Sehingga diharapkan PTPP secara group akan lebih memberikan value yang lebih tinggi kepada pembangunan nasional. Untuk akses, khususnya Jalan Tol memang menjadi perhatian kami dalam membangun sebuah kawasan hunian," ujar Gede.
Dia mencontohkan, proyek PPRO di Bekasi Grand Kamala Lagoon yang dekat dengan akses tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) dan Tol Bekasi Barat. Lalu, ada Grand Sungkono Lagoon yang memiliki akses langsung Tol Surabaya - Gempol. Selain itu ada Apartemen Alton Semarang yang dekat kampus Universitas Diponegoro dan Gerbang Tol Tembalang - Gerbang Tol Banyumanik.
Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) Olivia Surodjo mengatakan, salah satu pertimbangan masyarakat dalam memilih hunian adalah akses yang mudah. Oleh sebab itu, jalan tol akan menjadi nilai tambah bagi pengembang properti.
"Seluruh unit residensial Metland berada dalam kawasan yang terintegrasi dengan infrastruktur seperti jalan tol. Karena hal tersebut nantinya akan mempermudah calon konsumen dalam beraktifitas," kata Olivia.
Proyek MTLA yang dekat dengan akses tol seperti Metland Menteng melalui tol exit Kelapa Gading - Pulo Gebang. Lalu Metland Transyogi dan Metland Cileungsi yang saat ini masih dalam proses pembangunan untuk exit tol JORR II ruas Cimanggis-Cibitung.
Selanjutnya, ada Metland Cyber City dan Metland Puri yang sudah terintegrasi dengan exit tol Karang Tengah. Begitu pula dengan Metland Tambun dan Metland Cibitung yang terintegrasi dengan beberapa akses jalan tol, seperti exit tol Telaga Asih.
Baca Juga: Kinerja emiten properti masih berpotensi tumbuh tahun ini
Senada, Direktur Paramount Land M. Nawawi juga mengamini gencarnya penyediaan infrastruktur jalan tol turut memberi angin segar bagi pelaku usaha di sektor properti. "Sebagai developer tentunya kami memberi respon positif. Saat ini para developer mulai menyesuaikan waktu yang tepat untuk mengeluarkan produk, sekaligus penyesuaian dengan konektivitas ke dalam kawasan," ujarnya.
Nawawi mencontohkan, konektivitas di kawasan Gading Serpong yang dikembangkan Paramount Land memberikan nilai tambah dan posisi strategis sebagai new economy hub di area Jabodetabek. Saat ini Paramount Land juga berupaya menciptakan konektivitas dengan rencana pembangunan infrastruktur dan akses tol langsung ke lokasi Paramount Petals, proyek kawasan kota mandiri yang saat ini tengah dibangun Paramount Land.
"Salah satu akses tol baru yang akan dibuka tahun 2024 yaitu trase Serpong Balaraja juga memberi dampak langsung ke Paramount Petals. Kolaborasi yang kami lakukan berupaya merespon positif dengan rencana membuka akses tol langsung pada tahun 2025, dengan modifikasi exit tol bitung km 26," terang Nawawi.
Dihubungi terpisah, Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim menyebutkan, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan transportasi massal dapat memberikan dampak positif terhadap sektor properti. Seperti pengembangan perumahan skala besar (township) dan kawasan industri karena meningkatkan aksesibilitas sehingga bisa membuka wilayah-wilayah baru.
"Sebagai contoh, adanya akses gerbang tol baru atau kedekatan dengan stasiun dan transportasi massal dapat mendongkrak pengembangan kawasan-kawasan baru di sekitarnya seperti yang kita lihat di wilayah Tangerang," ujar Yunus.
JLL Indonesia melihat aksesibilitas terhadap jalan tol atau stasiun dan transportasi publik menjadi salah satu faktor utama yang sanngat dipertimbangkan pembeli. Selain karena keterjangkauan harga, reputasi pengembang, dan kelengkapan fasilitas. "Kami juga melihat proyek-proyek yang memiliki faktor-faktor tersebut mendapatkan respon yang positif dari pasar," kata Yunus.
Baca Juga: Simak pandangan CTRA, MKPI, dan PWON terkait kondisi bisnis perkantoran terkini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News