kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.660.000   -10.000   -0,60%
  • USD/IDR 16.280   55,00   0,34%
  • IDX 6.743   -132,96   -1,93%
  • KOMPAS100 996   -6,22   -0,62%
  • LQ45 785   7,24   0,93%
  • ISSI 204   -4,64   -2,22%
  • IDX30 407   4,40   1,09%
  • IDXHIDIV20 490   7,18   1,49%
  • IDX80 114   0,52   0,46%
  • IDXV30 118   0,81   0,69%
  • IDXQ30 135   1,91   1,44%

Pembangunan meningkat, bisnis konstruksi menguat


Kamis, 22 Desember 2011 / 09:53 WIB
Pembangunan meningkat, bisnis konstruksi menguat
ILUSTRASI. Awan mendung menghiasi langit Jakarta, Rabu (21/10/2020). Cuaca besok di Jabodetabek cerah berawan hingga hujan sedang, menurut ramalan BMKG.


Reporter: Maria Rosita | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pembangunan yang menggeliat membawa berkah bagi kontraktor. Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk (Wika) memperkirakan, total belanja konstruksi dan infrastruktur tahun ini bakal menyentuh Rp 150 triliun. Nilai perkiraan ini setara tumbuh 12% daripada tahun lalu.

Tentu hal ini berdampak positif bagi para kontraktor. Ambil contoh Wika, yang tahun ini menggarap kontrak proyek senilai Rp 25 triliun.
Menurut Natal, peningkatan permintaan jasa konstruksi ini ditopang oleh maraknya pengembangan infrastruktur daerah berupa jalan tol, jalan raya, bangunan tinggi, dan pembangkit listrik.

Kenaikan nilai kontrak ini terdorong upaya daerah yang sedang berlomba mengembangkan diri supaya terlihat maju. "Anggaran daerah ini juga lari ke infrastruktur," kata Natal kepada KONTAN, Rabu (21/12).

Sebagai catatan, sebanyak 60% dari kontrak yang dikantongi Wika bersumber proyek yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebagai contoh, tahun ini kontraktor pelat merah itu banyak menggarap proyek pembangkit listrik.

Proyek pembangkit yang digarap Wika antara lain pembangkit listrik di Sulawesi Utara yang berkapasitas 2x25 Megawatt (MW). Selain pembangkit, Wika juga menggarap proyek pembangunan Jembatan Tayan, Kalimantan Barat senilai Rp 740 miliar dan normalisasi Kali Pesanggrahan II senilai Rp 281,8 miliar.

Natal yakin, peningkatan permintaan jasa konstruksi masih akan berlanjut hingga tahun depan. Dus, Wika menargetkan pendapatan tahun depan Rp 11,2 triliun, naik 19,1% dari pendapatan tahun ini yang sebesar Rp 9,4 triliun. "Proyek MP3EI bisa jadi rebutan bagi 100.000 perusahaan kontraktor di Indonesia, itu sebabnya bisnis konstruksi prospektif," tutur Natal.

Ruang konvensi naik

Senada dengan Wika, PT Total Bangun Persada Tbk juga berhasil mengantongi permintaan konstruksi yang lebih banyak dari tahun lalu. Per Desember ini, Total Bangun telah meraih kontrak baru senilai Rp 2,4 triliun. Nilai ini lebih besar dari target perusahaan yang hanya sebesar Rp 1,8 triliun.

Elvina Apandi Hermansyah, Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor Total Bangun, menjelaskan, kontrak yang melampaui target itu didorong oleh maraknya permintaan pembangunan hotel. "Permintaan ruang konvensi meningkat lantaran banyak event organizer yang menggelar konser musik dan konferensi," tutur Elvina.

Beberapa proyek baru Total Bangun misalnya Hotel Marriott Bali senilai Rp 165 miliar dan Holiday Inn Bali senilai Rp 88 miliar. Selain itu, Total Bangun juga menggarap ruang konvensi di Samarinda senilai Rp 219 miliar.

Dengan sederet proyek di atas, Total yakin tahun ini bisa mengantongi pendapatan Rp 2,5 triliun. Angka itu tumbuh 50% dari pencapaian 2010 yang senilai Rp 1,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×