Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi membatasi promo diskon ongkos kirim (ongkir) di platform e-commerce maksimal tiga kali dalam sebulan.
Kebijakan ini tertuang dalam peraturan yang diterbitkan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, pada Jumat (16/5/2025).
Langkah ini bertujuan menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat di tengah masifnya perkembangan e-commerce dan ekonomi digital di Indonesia.
Baca Juga: Pembatasan Promo Gratis Ongkir Picu Pro-Kontra, Begini Tanggapan J&T Express
Menanggapi aturan tersebut, Lion Parcel menyatakan masih melakukan kajian mendalam terhadap implikasi kebijakan ini terhadap industri logistik dan model bisnis perusahaan.
“Kami tentu mendukung segala kebijakan pemerintah yang bertujuan menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujar Arif Wibowo, Chief Sales Officer Lion Parcel kepada Kontan.co.id, Selasa (20/5).
Meski belum dapat memberikan tanggapan teknis lebih lanjut, Lion Parcel menegaskan komitmennya terhadap prinsip persaingan usaha yang sehat.
Perusahaan menekankan bahwa kualitas layanan harus menjadi fondasi utama dalam memenangkan pasar, bukan semata-mata strategi diskon.
“Persaingan seharusnya dibangun di atas kualitas layanan yang berfokus pada pelanggan, tanpa praktik yang merugikan pelaku usaha lain,” tegas Arif.
Baca Juga: Simak Dampak Pengaturan Waktu Gratis Ongkir ke Industri Logistik
Adaptasi Lewat Digitalisasi dan Ekspansi Layanan
Sebagai bagian dari strategi adaptasi terhadap dinamika industri, Lion Parcel terus memperkuat kapabilitas melalui pengembangan jaringan dan infrastruktur, efisiensi operasional, serta inovasi digital.
Langkah ini diambil agar layanan pengiriman tetap cepat, andal, dan kompetitif, meski tanpa bergantung pada promosi diskon ongkir.
Arif juga menyebutkan bahwa e-commerce memang menjadi segmen penting, namun peluang pertumbuhan yang menjanjikan juga datang dari saluran lain seperti ritel, social commerce, hingga B2B.
Baca Juga: Gratis Ongkir Disetir
“Kami melihat kebutuhan logistik dari pelaku usaha di platform media sosial, komunitas reseller, hingga pengusaha lokal terus meningkat. Segmen B2B juga menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat, terutama untuk pengiriman reguler dalam jumlah besar,” tutup Arif.
Selanjutnya: Simak Upaya Sejumlah Perbankan Syariah Dalam Memperluas Pangsa Pasar
Menarik Dibaca: Penyandang Disabilitas Senam Bersama, Rekor MURI Terpecahkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News