Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Rencana PT Trans Retail Indonesia melebarkan sayap bisnisnya dalam format ritel, yakni grosir dan minimaket, tampaknya tidak berjalan mulus. Perusahaan milik Chairul Tanjung ini telah mendirikan grosir pertama bernama Groserindo pada April tahun lalu. Namun, rencana pembukaan minimarket tampaknya tak akan terwujud tahun ini.
Head of External Communication Trans Retail Indonesia, Hendrik Adrianto mengatakan, pihaknya kesulitan membuka minimarket baru karena terganjal masalah perizinan. Pasalnya di akhir tahun 2015, pemerintah melalui Kementrian Perdagangan (Kemendag) menyetop pemberian izin pembukaan minimarket. "Kami masih melihat perundang-undangan yang dibuat pemerintah terkait dengan izin minimarket,"kata Hendrik pada KONTAN Selasa (6/1).
Karena itu, tahun ini Trans Ritel masih akan mengandalkan kontribusi pendapatan dari hipermarket Carrefour. Saat ini Carrefour sudah memiliki 88 gerai dan menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi Trans Ritel. Adapun kontribusi bisnis Trans Retail lainnya yang bergerak di bidang perkulakan melalui gerai Groserindo masih sangat kecil. Maklum, hingga saat ini Groserindo baru memiliki satu gerai yang berada di Bekasi, Jawa Barat.
Sepanjang tahun ini, Trans Ritel juga tidak akan terlalu agresif melakukan ekspansi bisnis. Menurut Hendrik, Trans Retail hanya akan menambah kurang lebih 4 gerai Transmart Carrefour, sama dengan penambahan gerai pada tahun lalu. Untuk penambahan gerai Groserindo, ujar Hendrik, pihaknya masih melakukan uji kelayakan guna menentukan lokasi yang tepat agar mampu mendulang untung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News