kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah diminta berkomitmen jadikan transportasi berbasis rel sebagai primadona


Minggu, 20 September 2020 / 11:35 WIB
Pemerintah diminta berkomitmen jadikan transportasi berbasis rel sebagai primadona
ILUSTRASI. Penumpang Kereta Api Turangga tujuan Surabaya Gubeng bersiap menaiki kereta di Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis (20/8/2020). PT Kereta Api Indonesia Daop 1 menambah perjalanan kereta api menjadi 27 keberangkatan per hari untuk mengantisipasi lonjakan penump


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel menyebut pemerintah dan berbagai pihak terkait harus berkomitmen kuat menjadikan transportasi massal berbasis rel sebagai primadona infrastruktur pengangkutan penumpang, kargo, dan barang yang strategis. 

Dia bilang hal ini mendesak di tengah tuntutan penyediaan trasnportasi pengangkutan penumpang yang cepat dan tinggi, efisiensi biaya logistik yang kompetitif, dan penghematan anggaran negara untuk biaya pemeliharaan maupun perawatan infrastruktur transportasi lainnya. “Sebagai lembaga kontrol, saya melihat hal ini mendesak. Kita ingin efisien dan kompetitif dalam pertarungan ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi, namun kita membiarkan PT KAI berjibaku sendiri," kata dia dalam keterangannya, Minggu (20/9).

"Kita tidak bisa membiarkan KAI berpikir sendirian melakukan pemeliharaan infrastruktur KAI yang relatif tua, restorasi stasiun dan aset yang luar biasa besar menjadi baik dan menarik, serta  mengadakan investasi baru untuk angkutan massal berbasis rel yang modern. Pemerintah harus mengambil momentum di era pandemi saat ini perbaikan menyeluruh PT KAI,” lanjutnya.

Baca Juga: Mitra driver gojek kini merasa lebih aman, apa penyebabnya?

Menurut Rachmat, kunjungan kerja ke KAI dengan transportasi kereta untuk merasakan dan mendengarkan secara langsung keunggulan dan permasalahan transportasi berbasis rel. Perjalanan ini selain mengetahui fakta secara langsung, sekaligus sebagai mekanisme kontrol DPR. Pihaknya, ingin mengetahui efektivitas rencana pemerintah untuk memberikan tambahan penanaman modal negara (PMN) sebesar Rp 3,6 triliun membantu PT KA menghadapi beban krisis ekonomi akibat dihantam pandemi Covid-19. Sebelumnya pada tahun 2015,  BUMN strategis ini mendapat PMN sebesar Rp 2 triliun dan tahun 2017 mendapat tambahan PNM Rp 2 triliun, sehingga totalnya akan  menjadi Rp 7,6 triliun.

Menurut legislator Nasdem ini, meski sudah ada komitmen bersama, namun keberadaan dan penguatan transportasi berbasis rel harus terus dihadirkan kembali sebagai infrastruktur vital. Sebab kemajuan transportasi berbasis rel merupakan indikator  kemajuan pembangunan suatu negara. Lihat di berbagai negara maju dan industri di dunia selalu bertumpu pada kemajuan angkutan massal dan barang berbasis rel, seperti jepang, China, dan Eropa. 

Manfaat strategis dari angkutan berbasis rel banyak sekali karena daya tariknya  yang luar biasa besar dan ekonomis dibandingkan moda angkutan lain. Pada sisi daya angkut misalnya, angkutan kereta penumpang setara dengan 300 truk dengan beban 10 ton. Pembiayaan perawatan murah dan lebih panjang sehingga lebih efisien dan hemat biaya negara. 

Lebih ramah lingkungan karena konsumsi energi kereta lebih rendah serta minim emisi gas buang CO2 dibandingkan dengan moda darat, laut dan udara. Kebutuhan lahan juga relatif lebih kecil dibanding pembangunan  jalan tol atau jalan bebas hambatan lainnya. Moda kereta berperan penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan memanfaatkan keunggulan komparatifnya sebagai sistem angkutan massal yang efisien. 

Baca Juga: Meski pandemi penjualan properti bisa booming di Podomoro Tenjo

Kereta juga mampu menyediakan layanan transportasi prima dan berorientasi pada pengguna. Layanan jasa kereta felskibel sehingga mampu melakukan pelayanan untuk golongan kelas ekonomi bawah, menengah hingga atas di Indonesia. Namun yang jauh lebih penting adalah moda kereta api menurunkan biaya logistik nasional, karena daya angkutnya yang besar.

Melihat signivikasi vital dan strategis tersebut maka jasa transportasi berbasis rel harus menjadi agenda prioritas Presiden Jokowi dalam lima tahun ke depan. Pihaknya yakin, hal itu sangat mungkin dilakukan jika melihat selama ini program kerja Presiden Jokowi yang menugaskan Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian BUMN dalam pembangunan infrastruktur transportasi berbasis rel yang masif dalam lima tahun terakhir. 




TERBARU

[X]
×