Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel menyebut pemerintah dan berbagai pihak terkait harus berkomitmen kuat menjadikan transportasi massal berbasis rel sebagai primadona infrastruktur pengangkutan penumpang, kargo, dan barang yang strategis.
Dia bilang hal ini mendesak di tengah tuntutan penyediaan trasnportasi pengangkutan penumpang yang cepat dan tinggi, efisiensi biaya logistik yang kompetitif, dan penghematan anggaran negara untuk biaya pemeliharaan maupun perawatan infrastruktur transportasi lainnya. “Sebagai lembaga kontrol, saya melihat hal ini mendesak. Kita ingin efisien dan kompetitif dalam pertarungan ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi, namun kita membiarkan PT KAI berjibaku sendiri," kata dia dalam keterangannya, Minggu (20/9).
"Kita tidak bisa membiarkan KAI berpikir sendirian melakukan pemeliharaan infrastruktur KAI yang relatif tua, restorasi stasiun dan aset yang luar biasa besar menjadi baik dan menarik, serta mengadakan investasi baru untuk angkutan massal berbasis rel yang modern. Pemerintah harus mengambil momentum di era pandemi saat ini perbaikan menyeluruh PT KAI,” lanjutnya.
Baca Juga: Mitra driver gojek kini merasa lebih aman, apa penyebabnya?
Menurut Rachmat, kunjungan kerja ke KAI dengan transportasi kereta untuk merasakan dan mendengarkan secara langsung keunggulan dan permasalahan transportasi berbasis rel. Perjalanan ini selain mengetahui fakta secara langsung, sekaligus sebagai mekanisme kontrol DPR. Pihaknya, ingin mengetahui efektivitas rencana pemerintah untuk memberikan tambahan penanaman modal negara (PMN) sebesar Rp 3,6 triliun membantu PT KA menghadapi beban krisis ekonomi akibat dihantam pandemi Covid-19. Sebelumnya pada tahun 2015, BUMN strategis ini mendapat PMN sebesar Rp 2 triliun dan tahun 2017 mendapat tambahan PNM Rp 2 triliun, sehingga totalnya akan menjadi Rp 7,6 triliun.
Menurut legislator Nasdem ini, meski sudah ada komitmen bersama, namun keberadaan dan penguatan transportasi berbasis rel harus terus dihadirkan kembali sebagai infrastruktur vital. Sebab kemajuan transportasi berbasis rel merupakan indikator kemajuan pembangunan suatu negara. Lihat di berbagai negara maju dan industri di dunia selalu bertumpu pada kemajuan angkutan massal dan barang berbasis rel, seperti jepang, China, dan Eropa.
Manfaat strategis dari angkutan berbasis rel banyak sekali karena daya tariknya yang luar biasa besar dan ekonomis dibandingkan moda angkutan lain. Pada sisi daya angkut misalnya, angkutan kereta penumpang setara dengan 300 truk dengan beban 10 ton. Pembiayaan perawatan murah dan lebih panjang sehingga lebih efisien dan hemat biaya negara.
Lebih ramah lingkungan karena konsumsi energi kereta lebih rendah serta minim emisi gas buang CO2 dibandingkan dengan moda darat, laut dan udara. Kebutuhan lahan juga relatif lebih kecil dibanding pembangunan jalan tol atau jalan bebas hambatan lainnya. Moda kereta berperan penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan memanfaatkan keunggulan komparatifnya sebagai sistem angkutan massal yang efisien.
Baca Juga: Meski pandemi penjualan properti bisa booming di Podomoro Tenjo
Kereta juga mampu menyediakan layanan transportasi prima dan berorientasi pada pengguna. Layanan jasa kereta felskibel sehingga mampu melakukan pelayanan untuk golongan kelas ekonomi bawah, menengah hingga atas di Indonesia. Namun yang jauh lebih penting adalah moda kereta api menurunkan biaya logistik nasional, karena daya angkutnya yang besar.
Melihat signivikasi vital dan strategis tersebut maka jasa transportasi berbasis rel harus menjadi agenda prioritas Presiden Jokowi dalam lima tahun ke depan. Pihaknya yakin, hal itu sangat mungkin dilakukan jika melihat selama ini program kerja Presiden Jokowi yang menugaskan Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian BUMN dalam pembangunan infrastruktur transportasi berbasis rel yang masif dalam lima tahun terakhir.
Di sisi lain, tambah Rachmat, PT KAI sendiri harus bisa menjalankan bisnis dengan konsep menunjang efisiensi dan peningkatan ekonomi, serta pembangunan negara maupun pertumbuhan ekonomi yang tinggi. PT KAI juga harus berperan sebagai perusahaan negara dengan program program penyelamatan ekonomi dan berkomitmen menjadi ladang lapangan kerja yang produktif bagi sumber daya manusia Indonesia. Membuka peluang bisnis kemitraan bagi ekonomi skala kecil dan menengah dalam sektor jasa dan barang tertentu.
Selain itu KAI juga harus mengedepankan kebijakan perbaikan dan perubahan wajah perkeretapian nasional dalam lima tahun ke depan menjadi lebih modern. Mengembangkan transportasi massal, meremajakan dan menghidupkan kembali jaringan kereta di sejumlah wilayah secara terintegrasi, berimbang, aman, nyaman, merata, dan efisien.
Baca Juga: Kuat ditanjakan, harga sepeda lipat Pacific Analog 3.0 dibanderol terjangkau
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam pertemuan itu merespon positif, sekaligus mengapresiasi DPR mendukung pencairan dana PNM serta menjadikan transportasi berbasis rel sebagai prioritas. Apalagi Wakil Ketua DPR bisa merasakan langsung transportasi tersebut dari Jakarta-Bandung untuk melihat kelebihan dan kekurangannya, karena saat ini kereta belum dimanfaatkan sebagai transportasi unggulan yang optimal.
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI Jeffrie N. Korompis mengatakan, manajemen saat ini tengah berusaha keras untuk meningkatkan performa bisnis PT KAI. Pihak tengah mempelajari berbagai aset yang relatif tua, serta mengembangkan properti PT KAI yang menarik dan memiliki sejarah sebagai pusat destinasi baru pariwisata dan bisnis.
“Kita kini terus mempelajari secara mendalam PT KAI. Salah satu program mendesak adalah menjadikan stasiun dan jalur perjalanan sebagai destinasi wisata yang menarik sentra ekonomi bagi mitra UKM dan pebisnis lainnya. Dengan demikian tujuan menjadikan entitas bisnis PT KAI lebih baik lagi, dan membangun daya beli masyarakat, serta menghidupkan para pelaku bisnis, terutama UKM,” kata Jeffrie.
Selanjutnya: Percepat pembangunan LRT Jabobek, KAI teken perjanjian kredit tambahan Rp 4,2 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News