Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Program swasembada pangan yang diusung pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan gagal. Hampir semua komoditas pangan yang ditargetkan bisa swasembada, seperti beras, jagung, dan kedelai dipastikan sulit tercapai.
Haryono, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kemtan) mengatakan bahwa masih banyak persoalan klasik yang membelenggu produksi tanaman pangan nasional. Itu sebabnya, swasembada di sektor pertanian masih sulit terealisasi. "Tata air belum baik, distribusi dan mobilisasi sumber daya dan alat pertanian juga masih minim," terang Haryono, belum lama ini.
Di tambah, selama beberapa bulan terakhir, banyak lahan pertanian dilanda kekeringan karena musim kemarau. Kondisi ini membuat produksi pangan cenderung mengalami penurunan.
Kemtan mencatat, sejak Januari sampai September, areal tanaman padi yang mengalami kekeringan mencapai 132.975 hektare (ha). Jumlah itu melonjak dibandingkan tahun lalu yang hanya 37.461 ha.
Sementara kekeringan yang melanda areal tanaman jagung mencapai 12.459 ha. Angka itu juga meningkat dibandingkan tahun 2013 yang hanya 8.070 ha. Adapun kekeringan lahan kedelai mencapai 1.685 ha, juga naik dari tahun lalu yang hanya 94 ha.
Selain dilanda kekeringan, juga marak serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman padi, jagung, dan kedelai.
Kondisi ini diperburuk dengan harga pokok penjualan (HPP) di tingkat petani yang masih terbilang rendah. Menurut Haryono, penetapan HPP komoditas pertanian harus menjadi perhatian Kemtan ke depan.
Haryono juga menilai, harus ada kerjasama dengan pemerintah daerah (Pemda) dalam menggenjot produksi pertanian. Jika Pemda aktif terlibat, maka infrastruktur yang selama ini menjadi kendala bukan mustahil dapat dibangun.
Selain itu, ketersediaan lahan juga menjadi prasyarat penting yang harus dipenuhi untuk bisa mencapai swasembada. Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), termasuk salah satu daerah yang aktif mencanangkan program perluasan lahan sawah.
Mulai tahun depan, Sulsel menargetkan bisa menambah lahan baru untuk persawahan hingga 400.000 ha. Sulsel berambisi menjadi penyangga pangan nasional setelah mengirim pasokan beras ke 21 provinsi di Indonesia.
Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulsel optimistis tahun ini daerahnya bisa surplus produksi beras hingga 3 juta ton. Surplus beras itu selanjutnya akan dikirim ke 21 provinsi di Indonesia. Selain beras, Sulsel juga mencanangkan swasembada produksi daging dan ikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News