kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah harus lebih tegas terkait produk plastik berbahan kimia berbahaya


Jumat, 08 Oktober 2021 / 13:49 WIB
Pemerintah harus lebih tegas terkait produk plastik berbahan kimia berbahaya
ILUSTRASI. Galon air mineral sekali pakai?tergolong dalam jenis plastik PET yang mudah didaur ulang.


Reporter: Ahmad Febrian, Jane Aprilyani | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Penggunaan Bisfenol A (BPA) semakin marak. Sejauh in Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa paparan Bisfenol A (BPA) di Indonesia masih aman, termasuk untuk bayi, anak-anak dan ibu hamil.

BPOM sudah membandingkan dengan melihat standard yang disusun Otoritas Keamanan Makanan Eropa atau European Food Safety Authority (EFSA) dan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi. 

"Kami selalu membuat kajian paparan BPA dari kemasan makanan, termasuk di dalam air minum kemasan itu secara berkala,” ujar Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang, saat  diskusi virtual bertajuk Keamanan Kemasan Bahan Pangan Berbahan Baku Plastik yang Mengandung Unsur BPA, Kamis (7/10).

BPA adalah senyawa yang berfungsi menghasilkan plastik polikarbonat yang kuat dan tangguh. Produk bisa berupa botol minuman, tempat makanan, kaleng susu formula, botol susu bayi, dan beberapa perlengkapan bayi.

Sementara Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait  meminta pemerintah segera membuat aturan tegas untuk pelabelan produk free BPA. Ia mempertanyakan label free BPA produk plastik yang beredar di pasar. “Apakah dilakukan oleh pabrik atau sudah melalui uji klinis di BPOM. Pemasangan label Free BPA harus dilakukan regulator,” kata Aris. 

Wawan Some, Koordinator  Nol Sampah  Indonesia  menyebut, penggunaan bahan kima BPA bisa berdampak serius terhadap kesehatan. “Dalam kondisi panas, struktur kimia yang ada dalam plastik tersebut akan lepas. Lalu  bercampur dengan makanan atau minuman yang menjadi isi dari kemasan plastik, dan jika di konsumsi sangat berbahaya,” tuturnya. 

Wawan menjelaskan, ada berbagai macam jenis plastik dari mulai angka 1 sampai 7.  “Angka 1 misalnya seperi air kemasan, soft drink dan sebagainya, itu adalah produk sekali pakai,” jelasnya. 

Namun banyak masyarakat yang tidak paham, karena bentuk botolnya bagus dipakai lebih dari satu kali.  Ketika dipakai lebih dari satu kali, maka zat kimia didalamnya ikut larut dalam air,” tuturnya.

Arist menyatakan, ancaman bahanya BPA bukan saja bagi anak-anak, juga bagi masa depan bangsa.  “Perlu kehadiran regulator dalam mengontrol produk plastik berbahan kimia berbahaya,” ujarnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×