Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia menyampaikan, kesepakatan penjualan batubara Indonesia ke China akan meningkatkan volume perdagangan. "Ini merupakan bagian dari kesepakatan untuk meningkatkan kerjasama antara kedua negara untuk mencapai volume perdagangan 200 juta ton di tahun 2021" kata Hendra.
Selain menyepakati kebijakan ekspor jangka panjang, sambung Hendra, kerja sama ini juga memfasilitasi para produsen batubara di Indonesia dengan pihak pembeli di RRT dan meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara.
Baca Juga: Konversi hasil ekspor butuh jaminan ketersediaan dolar AS
Penandatanganan kerjasama antara APBI dengan CCTDA juga dihadiri oleh anggota APBI yang menjadi eksportir batubara ke RRT yaitu Adaro, Bukit Asam, Kideco, Indo Tambangraya Megah, Multi Harapan Utama, Berau dan Toba Bara. Turut hadir pula perwakilan dari Kedutaan RRT, serta CNCA (China National Coal Association).
Ketua Umum APBI Pandu Sjahrir mengapresiasi dukungan dari pemerintah dalam mendorong kerjasama perdagangan dan investasi di sektor industri batubara yang merupakan industri yang berkontribusi signifikan bagi penerimaan negara, juga bagi ketahanan energi.
"Dengan kerjasama ini, produsen batubara nasional optimis menatap tahun 2021 meskipun pasar batubara global diperkirakan belum akan pulih sepenuhnya seperti di tahun 2018-2019," ungkap Pandu.
Selanjutnya: Berlaku Januari 2021, RUPTL 2021-2030 ditargetkan bisa terbit Desember
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News