Reporter: Handoyo | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Pemerintah memberikan kesempatan kepada perusahaan penerima alokasi impor raw sugar atau gula mentah untuk mengisi kapasitas yang tak terpakai (idle capacity) tahun ini. Tambahan waktu untuk impor hingga Maret mendatang.
Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat, tiga dari sembilan perusahaan penerima jatah impor gula mentah belum merealisasikan amanat tersebut. "PT Perkebunan Nusantara (PTPN VII), PTPN X, dan PTPN XI belum melakukan importasi," ujar Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemdag, belum lama ini.
Sementara itu, enam perusahaan yang telah merealisasikan impor gula mentah adalah PT Industri Gula Nusantara, PG Gorontalo, Pemuka Sakti Madu Indah, PT Madu Baru, PTPN II dan PTPN IX. Hingga akhir tahun lalu, dari 310.000 ton raw sugar yang direkomendasikan untuk diimpor, ternyata hanya mencatatkan realisasi sekitar 72% yang setara 223.200 ton.
Sekretaris Perusahaan PTPN X, Mochamad Cholidi, mengakui pihaknya akan merealisasikan izin impor yang diberikan oleh pemerintah pada awal tahun ini. "Tahun lalu izin yang diberikan terlalu mepet, sehingga kami tidak merealisasikan impor," ungkap dia.
Saat ini, PTPN X tengah menggelar tender untuk melakukan pembelian. Dari sekitar 20.000 ton alokasi impor raw sugar yang diberikan, PTPN X tidak akan mengolah raw sugar pada pabrik gula (PG) mereka yang berada di Jawa Timur. Menurut rencana, raw sugar impor akan diolah di tiga PG milik PTPN XIV di Sulawesi, yang saat ini dikelola PTPN X.
Ketiga pabrik gula tersebut adalah PG Takalar, PG Arasoe dan PG Camming di Bone. Kapasitas masing-masing PG milik PTPN XIV itu adalah 2.000 tonnes cane per day (tcd) hingga 2.500 tcd. Adapun total kapasitas dari ketiga PG tersebut adalah 6.800 tcd.
Alasan manajemen PTPN X untuk mengolah raw sugar di ketiga PG milik PTPN XIV karena idle kapasitas di pabrik tersebut lebih besar. Di sisi lain, pemilihan Sulawesi sebagai basis pengolahan raw sugar ini juga didasarkan pada kekhawatiran para petani tebu di wilayah Jawa Timur sebagai sentra gula nasional sehingga akan mendistorsi harga.
Agar lebih efisien dari sisi biaya produksi, nantinya raw sugar yang diimpor akan dicampur ketika proses penggilingan tebu. Diperkirakan, ketiga pabrik gula mulai melakukan giling perdana pada bulan Juli tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News