kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Resmi Luncurkan Sekretariat Just Energy Transition Partnership


Kamis, 16 Februari 2023 / 20:43 WIB
Pemerintah Resmi Luncurkan Sekretariat Just Energy Transition Partnership
ILUSTRASI. Pemerintah Indonesia Resmi Luncurkan Sekretariat Just Energy Transistion Partnership (JETP), Ini Target yang Mau Dicapai


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) yang berlokasi di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta resmi diluncurkan pada Kamis (16/2). Setelah ini tim JETP akan mengejar penyusunan rencana investasi komprehensif (comprehensive investment plan) yang ditargetkan selesai dalam 6 bulan ke depan. 

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyatakan sekretariat JETP ini merupakan hasil dari G20 November 2022 di Bali. Adapun peresmian ini menjadi tanda dimulainya implementasi JETP yang akan mendukung percepatan program transisi energi di Indonesia. 

“Beberapa kegiatan utama di JETP ialah pengembangan energi bersih secara khusus renewable energy, percepatan pensiun PLTU batubara, dan program untuk membantu peningkatan efisiensi energi,” jelasnya di Kementerian ESDM, Kamis (16/2). 

Baca Juga: Kementerian ESDM: Pembahasan JETP Hampir Final

Dadan bilang kegiatan tersebut tertuang di dalam join statement yang juga akan memfasilitasi pengembangan industri pendukung EBT. Artinya Indonesia tidak hanya agresif membangun pembangkit saja tetapi juga mengembangkan sisi industrinya. Seperti diketahui, Indonesia menyimpan kekayaan material berupa mineral yang dapat mendukung proses transisi energi. 

“Sekretariat akan mulai buka besok. Fungsinya adalah melakukan koordinasi, komunikasi, dan melakukan kegiatan harian kami akan dapat dukungan dari Asian Development Bank (ADB), International Energy Agency (IEA), dan negara sahabat,” tandas Dadan. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan tim dari JETP ini terdiri dari Kementerian ESDM, Kementerian Ekonomi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dan Kementerian BUMN. Tim ini berkali-kali melakukan pertemuan dengan berbagai mitra. 

“Peresmian JETP menandai perang menghadapi krisis iklim dimulai. Kami akan bekerja siang malam untuk merancang rencana investasi komprehensif untuk melakukan transisi energi,” tegasnya. 

Namun sayang, Darmawan belum bisa membeberkan mana saja proyek prioritas PLN yang akan didukung dana JETP. 

Darmawan menyoroti sebelum ini Afrika Selatan menjadi satu episentrum JETP dunia. Namun implementasi JETP di sana mengalami kendala karena sistem ketenagalistrikannya sangat rapuh. Maka sebagai satu-satunya negara yang akan segera mengimplementasi JETP, Indonesia menjadi episentrum dunia untuk menghadapi perubahan iklim. 

Head of U.S. Department of Treasury, Alexia Latourte menyatakan Indonesia dengan 10 negara maju yang tergabung ke dalam Internasional Partner Group (IPG) menyepakati komitmen Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk transisi energi di sektor kelistrikan di Indonesia. 

“Untuk mencapai target tersebut, pendanaan  US$ 20 mliar dari pembiayaan publik dan private dalam periode 3 tahun hingga 5 tahun ke depan akan dikoordinasikan melalui sekretariat JETP,” ujarnya. 

Latourte menyatakan sekretariat ini punya peran penting untuk mencapai target objektif JETP di mana dalam 6 bulan ke depan akan dibuat rencana investasi komprehensif dan kebijakan yang mencerminkan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). 

Baca Juga: JETP Tetap Membuka Celah Berkembangnya Pembangkit Batubara

Head of Japan Ministry of Finance, Tomoyoshi Yahagi menambahkan sekretariat yang diluncurkan hari ini untuk mengakselerasi rencana kebijakan investasi dan impelementasi JETP. 

“Ini untuk menyediakan model percontohan untuk transisi energi ke net zero emission di negara dan seluruh dunia,” kata Tomo. 

Head of U.S. Department of State, Richard Duke menilai Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat memiliki peran penting dalam mengatasi krisis iklim. 

“JETP ini menggaris bawahi Amerika Serikat dan pemerintah lain bekerja sama mendukung pertumbuhan ekonomi yang rendah karbon di Indonesia,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×