kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,32   -14,41   -1.55%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pencemaran laut ancam kehidupan nelayan


Kamis, 19 Agustus 2010 / 08:14 WIB
Pencemaran laut ancam kehidupan nelayan


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Pesatnya pertumbuhan penduduk dan industri di wilayah pesisir pantai termasuk Jakarta ternyata turut mengancam kehidupan nelayan kecil yang hidup dari hasil tangkap ikan di pesisir laut. Tingginya pencemaran laut baik dari industri maupun oleh limbah rumah tangga membuat ikan tidak lagi betah berada diperairan 5 mil dari bibir pantai.

“Kondisi ini seperti lingkaran setan, dampaknya adalah pada nelayan yang tidak mendapatkan ikan lagi ketika melaut dengan kapal kecil,” kata Dedi H. Sutisna, Dirjen Perikanan Tangkap, Kementerian Keluatan dan Perikanan usai mendengarkan keluhan nelayan di Pelabuhan Perikanan Nizam Zaman, Muara Baru, Jakarta, Rabu malam (19/8).

Dedi menilai, tingginya pencemaran yang terjadi di laut terutama di perairan dekat pantai tersebut membuat ikan tidak mau menepi. Ujung-ujungnya, nelayan harus mengeluarkan ongkos ekstra untuk menambah bahan bakar untuk menangkap ikan ke lepas pantai. “Ini masalah-masalah yang dihadapi nelayan,” katanya.

Ia mengaku, masalah pencemaran di laut terutama di perairan dekat dengan pelabuhan tersebut tidak hanya bisa dilakukan oleh kementeriannya. Masalahnya, kewenangan soal pencemaran oleh industri maupun rumah tangga merupakan kewenangan dari Kementerian Lingkungan Hidup.”Kami selalu melakukan koordinasi mengenai masalah ini,” jelas Dedi.

Dalam kunjungan ke pelabuhan Nizam Zaman kemarin, KKP juga melakukan uji coba penggunaan mikro organisme untuk menimalisir tumpahan minyak yang mencemari permukaan laut di pelabuhan. Mikro organisme yang disebut dengan Bio remedial tersebut diharapkan bisa dikembangkan untuk mengurangi tingkat pencemaran laut dari tumpahan minyak.

Mikro organisme yang ditebar dipermukaan laut tersebut secara teori mampu memakan dan merubah tumpahan minyak yang ada di air laut. Setelah dikonsumsi, maka mikro organisme tersebut juga bisa dikonsumsi atau dimakan oleh ikan yang hidup di laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×