Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Adapun segmen Oleokimia yang baru dijalankan Desember 2018 memberikan kontribusi kedua terbesar yakni Rp 457 miliar. Adapun kalau dibandingkan kuartal sebelumnya di tahun yang sama, penjualan oleokimia tumbuh 47,4% dari sebelumnya Rp 310,47 miliar.
Baca Juga: Hindari saham berpotensi delisting, perhatikan notasi khusus dari BEI
Andi menjelaskan lebih lanjut, prospek bisnis oleokimia di 2020 akan lebih baik, bahkan komposisinya bisa 50% dari pendapatan konsolidasi perusahaan. "Di 2020 kami akan memaksimalkan utilisasi pabrik hingga 100% sehingga bisa memproduksi oleokimia sebanyak 9.000 ton per bulan," jelasnya.
Asal tahu saja hingga saat ini penyerap produk Oleokimia UNSP adalah Procter & Gamble Company (P&G) International yang turut mendukung penjualan ekspor perusahaan.
Kalau dilihat segmen geografisnya, penjualan perusahaan memang masih didominasi lokal. Meski demikian, penjualan domestik malah turun 8% menjadi Rp 879,13 miliar dari sebelumnya Rp 956,99 miliar di kuartal III 2018. Justru penjualan ekspor terkerek hingga 366% menjadi Rp 541 miliar.
Baca Juga: Tiga Pilar Sejahtera (AISA) dan 49 emiten lainnya masuk notasi saham khusus dari BEI
Andi bilang ekspor perusahaan mampu tumbuh signfiikan karena adanya kontribusi dari penjualan karet dan produk downstream baru yakni oleokimia. Lewat P&G, oleokimia UNSP bisa diekspor ke Amerika, China, dan Eropa.
Adapun perihal target akhir tahun dan proyeksi di 2020, Andi belum bisa menjelaskan dengan gamblang. Andi yakin perusahaan mampu memperbaiki utang dan rugi bersih yang tercatat di tahun ini dengan memaksimalkan penjualan product mix atau oleokimia yang punya margin lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News