kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendapatan dan laba Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) di kuartal III menyusut


Senin, 28 Oktober 2019 / 17:28 WIB
Pendapatan dan laba Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) di kuartal III menyusut
ILUSTRASI. Kendaraan petugas PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT) melintas di samping mobil yang siap diekspor di IPC Car Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/7/2019). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan ekspor mobil dari Indonesi


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) sampai kuartal III mengalami penurunan kinerja pendapatan dan laba. Pendapatan operasi perusahaan tercatat sebesar Rp 359,52 miliar turun 6,33% dari kuartal III tahun lalu Rp 383,8 miliar.

Sedangkan dari sisi laba tahun berjalan juga mengalami tekanan lebih dalam, turun 24,06% dari Rp 146,64 miliar menjadi Rp 111,36 miliar.  Catatan Kontan.co.id, perusahaan yang awalnya memasang target pertumbuhan 20%-25% tahun ini juga melakukan revisi ulang terhadap target tersebut.

Sugeng Mulyadi, Direktur Keuangan dan SDM IPCC menjelaskan pada laporan keuangan kuartal III dari sisi aset lancar memang perusahaan mengalami penurunan 24,53% kas dan setara kas dari Rp 556,53 miliar menjadi Rp 420,01 miliar akibat pengeluaran kas untuk pembelian aset tahap II milik PT Pelabuhan Indonesia II (persero).

Baca Juga: Utang emiten BUMN mencapai Rp 3.239,27 triliun, begini pendapat analis

Pendapatan masih akan diterima mengalami penurunan mencapai 63,01% karena hampir semua kegiatan sampai dengan September 2019 sudah dilakukan penotaan di bulan yang sama. Sedangkan piutang usaha pihak ketiga mengalai kenaikan 22,04% karena adanya kenaikan piutang dari PT Bandar Krida Jasindo, PT Astra Daihatsu Motor dan PT Easterindo Camitra Lintas.

"Piutang lainnya pihak ketiga naik sebesar 178,22% karena adanya kenaikan piutang dari unit MKO MKTI. Piutang lainnya pihak berelasi turun sebesar 77,18% karena adanya net off utang piutang afiliasi dan pelunasannya dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Senin (28/10)

Sementara itu dari sisi aset tidak lancar beban ditangguhkan mengalami kenaikan sebesar 70,35% karena adanya biaya pekerjaan perhitungan harga pokok perolehan (HPP) dan evaluasi tarif IPCC. Namun aset tetap mengalami kenaikan 38,5% karena pembelian aset milik PT Pelindo II (persero).

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) revisi target pendapatan

Klaim atas pengembalian pajak tidak lancar juga mengalami kenaikan sebesar 230,12% yang disebabkan adanya kelebihan pembayaran pajak tahun fiskal 2017 dan 2018. Sedangkan aset tak berwujud netto selain goodwill turun 35,44% karena tambahan akumulasi biaya penyusutan sehingga penurunan nilai buku karena sisa umur ekonomisnya telah habis.

Selain itu,utang usaha pihak ketiga dan pihak berelasi turun masing-masing 82,36% dan 64,28% karena pembayaran sudah dilakukan kepada vendor dan terdapat net off utang piutang afiliasi dengan Pelindo II.

Lialibilitas keuangan jangka pendek lainnya juga terjadi kenaikan uang titipan 234,8% berasal dari pihak ketiga MKO MTKI dan PT Quantum Perkasa Logistik sebagai uang upfront fee atas jaminan produksi.

"Dan kenaikan pendapatan yang diterima dimuka jangka pendek sebesar 73,2% adanya perpanjangan kontrak sewa ruangan," lanjutnya.

Baca Juga: IPCC fokus menambah volume transportasi CBU tahun ini

Sedangkan utang pajak mengalami penurunan sebesar 47,96% dikarenakan pada tahun lalu perhitungan pph badang untuk jangka waktu 12 bulan, sedangkan untuk tahun ini perhitungan dilakukan untuk jangka waktu 9 bulan sejak Januari hingga September.

Catatan Kontan.co.id, pengiriman alat berat internasional memang turun signifikan secara tahunan. Industri transportasi laut juga menyusut 15%-17% secara tahunan. Kuartal IV ini, manajemen berharap dari pengiriman CBU yang porsinya mencapai 70% dan 30% dari alat berat.

IPCC sendiri memiliki kesempatan mengekspor ke kawasan Asia seperti ke Filipina, Thailand dan Timur Tengah. Misalnya di kuartal III, IPCC saban bulan mengirimkan sekitar 2.000 spare part mobil Wuling ke beberapa wilayah. 

Baca Juga: Jasa Armada Indonesia (IPCM) tunjuk Chiefy Adi Kusmargono jadi Presdir yang baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×