kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Gihon Telekomunikasi meningkat 12,5%


Sabtu, 01 September 2018 / 08:00 WIB
Pendapatan Gihon Telekomunikasi meningkat 12,5%


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang paruh pertama tahun ini, PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk menorehkan pertumbuhan pendapatan 12,5% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Emiten dengan sandi saham GHON ini mencetak pendapatan Rp 51,3 miliar.

Laba tahun berjalan Gihon Telekomunikasi juga naik 8,5% menjadi Rp 13,9 miliar dibanding semester I-2017 sebesar Rp 12,8 miliar.

Direktur Utama Gihon Telekomunikasi Rudolf P. Nainggolan mengatakan, kontribusi pendapatan dari penambahan menara di tahun ini lebih banyak berasal dari luar Pulau Jawa. "Dari Sumatra dan Sulawesi," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/8) lalu.

Mengutip materi paparan publik Gihon Telekomunikasi pada 28 Agustus 2018, selama semester I-2018 perusahaan ini menambah 20 menara baru di Sulawesi. Gihon Telekomunikasi baru ekspansi ke Sulawesi pada tahun ini.

Di Sumatra, penambahan menara sebanyak sembilan unit menjadi 159 tower hingga Juni 2018. Demikian pula dengan di Jawa, Gihon Telekomunikasi menambah sembilan menara baru sehingga total menjadi 336 tower.

Dari sisi sumber pendapatan, PT XL Axiata Tbk menjadi penyumbang terbesar pemasukan Gihon Telekomunikasi sepanjang semester I-2018 yang mencapai Rp 22,8 miliar. Kemudian, PT Telkomsel dengan kontribusi Rp 11,4 miliar, PT Hutchinson 3 Indonesia Rp 6,5 miliar, PT Indosat Tbk Rp 6,5 miliar, PT Smartfren Telecom Tbk Rp 3,3 miliar, PT Internux Rp 540 juta.

Hingga Agustus, Gihon Telekomunikasi menambah 63 tenant baru. Perinciannya, sebanyak 38 tenant dengan membangun menara baru serta 25 tenant kolokasi.

Menurut Rudolf, modal untuk membangun satu menara baru sebesar Rp 1 miliar. Sedang untuk kolokasi, biayanya sekitar Rp 350 juta. "Per Agustus, ada pertumbuhan 63 tenant menara," sebutnya.

Alhasil, Gihon Telekomunikasi mengeluarkan dana mencapai Rp 38 miliar untuk membangun menara baru dan Rp 8,75 miliar untuk belanja kolokasi. Artinya, realisasi belanja modal perusahaan yang berdiri 2001 ini sebesar Rp 46,75 miliar atau terserap 63,4% dari yang mereka anggarkan di awal 2018.

Tahun ini, Gihon Telekomunikasi menyiapkan anggaran belanja modal (capex) senilai Rp 73,65 miliar. Jumlah itu setara 15% dari perkiraan total aset perusahaan menara ini pada akhir 2017 lalu.

Meski ada penambahan penyewa menara, Gihon Telekomunikasi belum berencana mengerek tarif tenancy. Alasannya, mereka tidak melihat ada indikasi dari operator seluler sebagai tenant utama yang menaikkan tarif layanannya. "Karena operator tidak menaikkan tarif, maka kami juga tidak," ujar Rudolf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×