Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
Seturut penurunan pada sisi pendapatan, kinerja bottom line mengalami penurunan, dibuktikan dengan adanya rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 119,16 miliar di kuartal I 2020. Sebelumnya LTLS masih mampu membukukan laba bersih Rp 48,23 miliar pada kuartal I 2019 lalu.
Joshua berdalih, kinerja bottom line yang loyo juga dipengaruhi oleh adanya rugi selisih kurs yang musti ditanggung perusahaan akibat adanya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di tiga bulan pertama.
Baca Juga: Usai buka akses Netflix, ini rencana Telkom (TLKM) selanjutnya
Menilik laporan keuangan interim perusahaan, rugi selisih kurs LTLS memang membengkak menjadi Rp 169,84 miliar di kuartal I 2020. Sebelumnya rugi kurs LTLS hanya tercatat sebesar Rp 3,86 miliar di kuartal I 2019.
“Pada segmen usaha distribusi, pembelian barang menggunakan mata uang asing,” kata Joshua kepada Kontan.co.id, Selasa (7/7) tanpa merinci detil informasi barang-baran yang dimaksud.
Untuk strategi ke depan, LTLS akan berupaya melakukan penghematan biaya operasional , melakukan pengaturan yang lebih efisien, serta melakukan penundaan sebagian belanja modal.
Baca Juga: New normal, Jasa Marga (JSMR): Penurunan pendapatan tol sudah kurang dari 15%
Asal tahu saja, berdasarkan catatan Kontan.co.id, sebelumnya LTLS sempat menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 300 miliar untuk tahun ini. “Perencanaan capex LTLS sejauhb ini ditujukan terutama untuk segmen manufaktur, dan kami proyeksikan akan lebih rendah dibanding target awal,” ujar Joshua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News