kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Metropolitan Kentjana turun 9%, ini sebabnya


Minggu, 02 September 2018 / 19:09 WIB
 Pendapatan Metropolitan Kentjana turun 9%, ini sebabnya
ILUSTRASI. Metropolitan Kentjana Tbk MKPI


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja pendapatan PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) per Semester I 2018 turun 9% secara year on year (yoy). Pendapatan perusahaan di semester I-2017 sebesar Rp 1,32 triliun. Sementara di semester I 2018 merosot menjadi Rp 1,19 triliun.

Wakil Direktur Utama MKPI Jeffri Sandra Tanudjaja mengatakan, penurunan itu lebih disebabkan jumlah unit properti yang dijual di semester I 2018 tidak sebanyak pada periode yang sama tahun lalu.

Kendati demikian, pendapatan di segmen sewa justru mengalami kenaikan. Pendapatan sewa pusat perbelanjaan misalnya mengalami kenaikan dari Rp 377,5 miliar di semester I 2017 menjadi Rp 394,9 miliar di semester I 2018.

“Kenaikan itu karena banyak tenant yang masa kontrak habis di awal tahun ini, begitu perpanjang kita sudah kenakan harga kontrak yang baru,” jelas Jeffri kepada Kontan.co.id, Minggu (2/9).

Tetapi secara volume, tenant di pusat perbelanjaan sudah mengisi 100% ruang yang ada. Karenanya, segmen sewa pusat perbelanjaan tidak memiliki banyak ruang untuk berkontribusi lebih besar.

Lain halnya dengan pendapatan sewa perkantoran. Tingkat keterisian perkantoran disebut Jeffri masih 90%. “Masih ada ruang untuk tumbuh,” katanya.

Sekedar catatan, MKPI memiliki berbagai pusat perbelanjaan di kawasan Pondok Indah seperti Pondok Indah Mall 1, Pondok Indah Mall 2, dan Street Gallery. Sementara untuk kawasan perkantoran, perusahaan memiliki Pondok Indah Office Tower.

Catatan Kontan.co.id, MKPI juga sedang menggarap proyek pembangunan Pondok Indah Mall 3 untuk penambahan kontribusi pendapatan sewa. Proyek yang memakan investasi Rp 2,4 triliun ini ditargetkan akan rampung pada tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×