Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perlambatan ekonomi Indonesia berdampak pada penjualan konglomerasi asal Thailand, Siam Cement Group (SCG). Sepanjang kuartal I-2015, pendapatan SCG Indonesia stagnan alias tak berbeda dengan periode yang sama tahun 2014 lalu.
SCG Indonesia mengumumkan, pendapatan kuartal I-2015 lalu hanya mencapai Rp 1,18 triliun, sama dengan tahun 2014. Sayang, manajemen SCG tak menyebutkan secara rinci perihal pendapatan yang stagnan ini.
Kan Trakulhoon, Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) SCG hanya bilang, pihaknya masih berusaha membangun merek di Indonesia. "SCG di Indonesia fokus melakukan penetrasi pasar sekaligus membangun merek SCG guna memperkuat dan mempertahankan posisi diantara pelanggan di Indonesia," kata Trakulhoon dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis (29/4).
Kontribusi pendapatan SCG Indonesia kuartal I-2015 setara 2,77% total pendapatan SCG di seluruh dunia senilai Rp 42,56 triliun. Angka pendapatan SCG keseluruhan ini turun 10% ketimbang periode yang sama tahun 2014.
Meski pendapatan kuartal I-2015 stagnan, SCG Indonesia bisa membukukan kenaikan aset 18% menjadi Rp 15,84 triliun. Perlu diketahui, SCG Indonesia punya tiga lini bisnis utama, yaitu SCG Cement-Building Materials, SCG Chemicals, dan SCG Paper.
Agar pendapatan sampai akhir tahun ini bisa positif, SCG bersiap mengoperasikan pabrik semen baru di Sukabumi. Pabrik semen anyar itu diproyeksikan beroperasi kuartal III-2015. Saat ini, pengerjaan pabrik sudah 60%, dan proses instalasi listrik sudah mencapai 70%.
Untuk kinerja 2014 lalu, SCG Indonesia mendulang pendapatan Rp 5 triliun, naik 4% ketimbang pendapatan tahun 2013. Kontribusi pendapatan SCG Indonesia tahun 2014 berkontribusi 13,60% dari total pendapatan SCG Asia Tenggara minus Thailand, yakni Rp 36,78 triliun atau setara US$ 3,10 miliar.
Sebelumnya, Trakulhoon bilang, tahun ini, pihaknya melihat kesempatan bisnis lebih luas di ASEAN. Sebab, tahun ini berlaku Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Tahun ini ada banyak rencana investasi kami di ASEAN," ujar Trakulhoon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













