Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) belum mencatatkan kinerja yang prima di sembilan bulan pertama tahun ini. Hal ini tercermin dari realisasi pendapatan usaha perusahan yang turun 22,39% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,80 triliun pada Januari-September 2020.
Sebelumnya, pendapatan usaha emiten yang dikenal melalui produk tepung beras merek Rose Brand tersebut mencapai Rp 2,32 triliun pada periode sama tahun lalu.
Pendapatan usaha yang menyusut pada tiga kuartal pertama tahun ini didorong oleh penjualan lokal dan ekspor perusahaan yang menurun. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dirilis melalui laman keterbukaan informasi BEI, Jumat (6/11), penjualan lokal perusahaan turun 22,31% yoy menjadi Rp 1,76 triliun, sedangkan penjualan ekspornya turun 25,38% yoy menjadi Rp 46,28 miliar.
Sebenarnya, pendapatan usaha perusahaan yang turun juga diiringi oleh penurunan pengeluaran pada beberapa pos beban. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat turun 22,50% yoy menjadi Rp 1,58 triliun pada Januari-September 2020. Sebelumnya, beban pokok penjualan BUDI mencapai Rp 2,04 triliun pada Januari-September 2019 lalu.
Penurunan pengeluaran juga dijumpai pada pos beban lain seperti beban usaha serta beban bunga, bagi hasil, dan keuangan lainnya. Tercatat, beban usaha perusahaan turun 16,50% yoy dari semula Rp 112,21 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 93,70 miliar pada Januari-September 2020.
Baca Juga: Safeguard sirop fruktosa diyakini bisa atasi kerugian industri lokal
Sementara itu, beban bunga, bagi hasil, dan keuangan lainnya turun 15,66%yoy dari Rp 113,08 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 95,36 miliar di Januari-September 2020.
Sayangnya, pengeluaran yang turun di beberapa pos beban belum mampu mengimbangi penurunan yang terjadi pada sisi pendapatan usaha. Setelah pendapatan usaha dikurangi beban pokok penjualan, beban usaha, serta pengeluaran-pengeluaran lainnya, BUDI hanya berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 18,48 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini. Perolehan laba bersih tersebut lebih rendah 48,93% bila dibandingkan realisasi laba bersih periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 36,19 miliar.
Per 30 September 2020 lalu, total aset BUDI tercatat sebesar Rp 2,93 triliun. Angka tersebut terdiri atas ekuitas sebesar Rp 1,28 triliun dan liabilitas sebesar Rp 1,65 triliun.
Sementara itu, kas akhir tahun perusahaan tercatat sebesar Rp 80,81 miliar per 30 September 2020. Angka tersebut melesat 233,83% bila dibandingkan dengan kas awal perusahaan yang hanya mencapai Rp 24,20 miliar.
Selanjutnya: Budi Starch menggenjot produksi di pabrik baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News