kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peneliti tekMIRA paparkan manfaat FABA untuk pupuk


Senin, 05 April 2021 / 22:33 WIB
Peneliti tekMIRA paparkan manfaat FABA untuk pupuk
ILUSTRASI. FABA


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) Kementerian ESDM sebut abu batubara atau Fly Ash and Buttom Ash (FABA) efektif dimanfaatkan sebagai pembenah tanah atau pupuk.

Limbah dari hasil kegiatan Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) dinilai menyimpan banyak manfaat untuk menghasilkan beragam produk diverfikasi bahan baku konstruksi.

Peneliti Puslitbang tekMIRA Wulandari Surono menyatakan, keputusan pemanfaatan FABA sebagai pembenah tanah sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 Pasal 463 (1f) dimana produk hasil pemanfaatannya wajib memenuhi persyaratan standar produk yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian.

Baca Juga: Indo Tambang Raya: Pemanfaatan FABA sebagai praktik menjaga kelestarian lingkungan

"Bukan berarti kalau dikeluarkan dari limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) terus tidak diolah atau dibiarkan begitu saja, harus dikelola untuk dimanfaatkan," jelas Wulandari dalam webinar Prespektif Pengelolaan FABA sebagai Limbah Non-B3, Senin (5/4).

Karateristik FABA yang cocok untuk tanah dan tanaman secara umum harus memiliki partikel halus, Power of Hydrogen (pH) berkisar 4,5 - 12, kandungan SiO2, Al2O3, Fe2O3, K2O, Na2O, CaO,MgO, MnO dan usur lain seperti Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl, Co. Di mana, dari beberapa literatur abu batubara itu tidak semua alkali.

"Ada juga yang asam, tergantung dari kandungan sulfur di batubara, pembakaran dan teknologi penghilangan. Intinya kandungan sulfur berbanding dengan kandungan kalsium," ungkapnya.

Penerapan FABA lebih tepat dimanfaatkaan untuk lahan kering masam dan lahan gambut lantaran lahan tersebut memiliki komposisi yang buruk. "Tanah yang baik memiliki porsi fraksi yang berimbang sehingga tata udara, tata air dan porositasnya baik," jelas Wulandari.




TERBARU

[X]
×