kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbangan dari dan ke China dihentikan, ini strategi Garuda Indonesia (GIAA)


Rabu, 05 Februari 2020 / 20:02 WIB
Penerbangan dari dan ke China dihentikan, ini strategi Garuda Indonesia (GIAA)
ILUSTRASI. Maskapai Garuda Indonesia bersiap mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (23/1/2020).Garuda Indonesia akan mengkaji kemungkinan pengalihan rute dari dan menuju China.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mulai menutup penerbangan dari dan ke China pada pagi ini, Rabu (5/2). Garuda akan mengkaji kemungkinan pengalihan rute dari dan menuju China ke destinasi-destinasi potensial di dalam maupun luar negeri.

Sejumlah pesawat yang semula melayani rute penerbangan ke China atau sebaliknya dialihkan ke rute-rute baru.

Baca Juga: Ini sentimen yang bakal menggerakkan rupiah esok hari

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya akan akan mengkaji kemungkinan pengalihan rute dari dan menuju China ke destinasi-destinasi potensial di dalam maupun luar negeri dengan menambah jumlah trayek penerbangan dan juga dengan pengalihan ke rute-rute baru.

"Kami akan mencoba untuk menambah trayek entah yang ke Surabaya misalnya atau Australia, dan lain-lain. Tapi tentu saja dengan izin perhubungan. Yang kedua tentu saja pengalihan ke rute-rute baru ini kami sedang investigasi. Ada yang usulkan India, Turki, dan lain-lain. Kami sedang lihat karena analisanya panjang. Kami tidak ingin membuka tapi dua tiga hari di tutup kembali. Kami sedang berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Pariwisata untuk mencari ceruk pasar yang potensial. Karena sebetulnya menurut kami semuanya potensial," ujar Irfan kepada kontan.co.id pada Rabu (05/2).

Baca Juga: Bandara Soekarno-Hatta hentikan penerbangan dari dan ke China

Kebijakan ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kerugian akibat penutupan penerbangan ke Negeri Tirai Bambu pasca-mewabahnya virus 2019-nCoV atau virus corona.

Saat ini, Garuda Indonesia tercatat memiliki frekuensi penerbangan ke China (pergi-pulang) sebanyak 7 rute dengan total 40 perjalanan setiap pekan. Irfan mengatakan belum menghitung secara detail total kerugian yang ditanggung oleh entitasnya.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penundaan sementara layanan penerbangan dari dan menuju China yang mulai diberlakukan pada Rabu, (05/2/2020) Pukul 00.00 hingga waktu yang akan ditentukan lebih lanjut.

Baca Juga: Waspada virus corona, Manulife jamin perlindungan menyeluruh kepada nasabah

Tenggat waktu tersebut dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di China untuk kembali ataupun warga negara China yang hendak kembali ke negaranya.

"Kami mendukung pemerintah dalam upaya urusan ini. Ini kan masalah kita bersama, bahwa ada implikasi bisnis, ya kita tangani bersama," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×