Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, Yayan berpandangan bahwa Pertamina sebagai BUMN yang diserahi tugas untuk mengurus Sumberdaya Energi khususnya minyak dan gas (migas) memang dituntut kuat untuk memberikan pelayanan publik energi. Oleh karenanya, Pertamina tidak bisa melepas harga keekonomian seperti kompetitornya.
Yayan memperkirakan, opsi menyamakan harga Pertamax dengan harga kompetitor bakal memberi efek domino terhadap kenaikan harga, yakni berupa inflasi.
“Saat ini inflasi benar-benar sedang dijaga karena BI kurang memiliki amunisi kebijakan untuk menjaga tingkat suku bunga rendah karena khawatir akan mengganggu pembiayaan jika bunga kredit tinggi. Jadi harga BBM sebagai salah satu faktor stabilisasi ekonomi sangat krusial. Fungsi Pertamina disini sudah bukan lagi seperti fungsi corporate biasa yang orientasinya profit. Tetapi sebagai strategic corporate untuk penyedia barang public,” terang Yayan.
Baca Juga: Ada Kuota, Beli Pertalite Pakai Aplikasi MyPertamina Bakal Berlaku Tahun Ini
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting mengungkapkan, pihaknya masih melakukan kajian terkait penyesuaian harga. Diakui Irto, pergerakan harga minyak dunia turut berdampak kepada bisnis hilir Pertamina.
"Harga minyak yang tinggi tentunya memberi tekanan pada bisnis hilir (Pertamina)," ungkap Irto kepada Kontan, Minggu (5/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News