kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Konsumsi kertas terganggu karena perang dagang


Minggu, 16 Desember 2018 / 19:08 WIB
Pengamat: Konsumsi kertas terganggu karena perang dagang
ILUSTRASI. Pabrik kertas PT Riau Andalan Pulp Paper


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat diperkirakan mempengaruhi kinerja ekspor pulp dan kertas Indonesia. Hal ini karena belum adanya hubungan bilateral yang menguntungkan bagi Indonesia

Pengamat Industri Pulp dan Kertas, Rusli Tan menjelaskan konsumsi kertas dunia dari tahun ini ke tahun depan terus menurun akbiat perang dagang. "Tiongkok tidak beli waste paper dari Amerika Serikat dan Tiongkok menerapkan aturan inspeksi yang ketat untuk barang impor yang masuk," kata Rusli kepada Kontan.co.id, Minggu (16/12).

Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pun tak bersahabat. Mengingat aturan bea masuk bagi produk kertas di Indonesia. Ditambah tuduhan dumping bagi industri pulp asal Indonesia di negeri Paman Sam tersebut.

"Seharusnya ada kerjasama imbal beli. Misal kita bisa dipermudah ekspor kertas di Indonesia dan Amerika bisa mudah ekspor kacang kedelai dan katunnya di Indonesia," kata Rusli.

Menurut Rusli di jaman dulu, industri kertas ikut melaju karena perkembangan industri manufaktur lain. Seperti footwear (sepatu), dan garmen yang membutuhkan kertas. Namun saat ini kedua industri tersebut ekspornya tidak sekuat dahulu. Akibatnya industri kertas dalam negeri tak dapat menjual produknya ke segmen industri.

"Situasinya bila industri tak bisa menjual banyak akibatnya harga kertas bisa turun. Karena kapasitas produksi sukar turun tapi harga jual yang bisa diubah," kata Rusli.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara menjelaskan Industri kertas termasuk industri yang prospektif untuk didorong perkembangannya kedepan. "Di Asean Indonesia no 1 produksi baik pulp maupun kertas, dan perdagangannya juga surplus. Indonesia saat ini berada di peringkat 8 posisi untuk industri pulp dunia dan posisi ke-6 untuk produsen kertas terbesar di dunia,” kata Ngakan kepada Kontan.co.id, Minggu (16/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×