Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat marketing sekaligus Managing Partner Inventure Yuswohady membeberkan sejumlah sektor industri yang memiliki prospek baik di tahun 2023. Sektor-sektor tersebut antara lain seperti pangan, energi, otomotif, konstruksi, telekomunikasi, dan event organizer (EO).
Sementara itu, yang berpotensi menghadapi tantangan antara lain seperti perusahaan rintisan teknologi atau startup dan juga industri sektor properti.
“Properti masih wait and see, konsumen masih pikir-pikir beli karena kondisinya masih belum settle,” tutur Yuswohady ketika dihubungi Kontan.co.id,n Jumat (20/1).
Baca Juga: Kadin Sebut Sejumlah Sektor Industri Ini Akan Bersinar pada Tahun Kelinci Air
Proyeksi yang dibeberkan Yuswohady didasarkan pada tiga faktor besar yang menurutnya memiliki dampak bagi sektor industri. Ketiga faktor tersebut yaitu krisis global akibat Perang Rusia-Ukraina, kondisi post pandemic, dan faktor tahun politik.
Dia mencontohkan, pangan dan energi masih memiliki prospek yang baik. Sebab krisis global di tengah Perang Rusia-Ukraina bisa meningkatkan harga-harga pangan dan komoditas energi.
Nasib baik juga berpotensi mendatangi sektor lain seperti misalnya sektor barang konsumer dan otomotif. Faktor tahun politik, menurut Yuswohady, bisa membuat kegiatan penyaluran bantuan sosial ke masyarakat akar rumput alias grass root menjadi makin marak. Hal ini pada gilirannya bisa meningkatkan daya beli masyarakat sehingga permintaan barang-barang konsumer bisa ikut terdongkrak.
Baca Juga: Sektor Industri Ini Berpotensi Raup Cuan Optimal di Tahun Kelinci Air
Di sisi lain, sektor otomotif juga diuntungkan oleh perilaku pengguna transportasi di masa post pandemic. Sebab, berdasarkan survei yang ia lakukan beberapa waktu lalu, sebanyak 80% pengguna transportasi lebih memilih menggunakan mobil pribadi ataupun sepeda motor dalam mendukung mobilitasnya demi alasan kesehatan/keamanan.
“Mobil itu kan relatively lebih di bawah lebih murah kalau dibanding rumah dan lebih likuid, gampang dijual lagi. Kalau rumah itu kan pertama lebih gede duitnya terus kemudian nggak likuid gitu,” tutur Yuswohady.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News