Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Anna Suci Perwitasari
Menurut Dwi, target serapan beras oleh Bulog tahun ini pun harus bisa tercapai mengingat saat ini merupakan masa-masa kritis karena adanya virus corona. Dia mengatakan, stok pangan pemerintah harus betul-betul kuat.
Tak hanya berdampak bagi Bulog, Dwi juga mengatakan perubahan HPP berdampak positif bagi petani. Dwi yang juga Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) ini mengatakan, selama ini pihaknya selalu mengusulkan adanya kenaikan HPP karena sudah tidak ada perubahan sejak 2015.
Berdasarkan hasil kajian AB2TI di 2018, biaya usaha tani untuk setiap 1 kg GKP adalah sebear Rp 4.286. Sementara, di April 2019, berdasarkan survei di 28 kabupaten, biaya usaha tani untuk setiap 1 kg GKP adalah sebesar Rp 4.523.
Baca Juga: Pemerintah akhirnya naikkan HPP gabah dan beras, ini rinciannya
"Sebenarnya yang kami usulkan ke pemerintah itu HPP paling tidak Rp 4.500. Tetapi apapun itu, tetap kami apresiasi karena ada itikad baik dari pemerintah untuk ikut membantu menyejahterakan petani tanaman pangan, khususnya padi," ujar Dwi.
Dwi menambahkan, saat ini harga pembelian gabah di tingkat petani pun cukup baik atau berada di atas Rp 4.200 per kg. Padal menurut dia, di masa mendekati puncak panen, biasanya hanya bisa lebih rendah dari Rp 4.000 per kg.
"Sehingga harga tertahan di atas Rp 4.000 per kg, saya kita sangat bagus," tambah Dwi.