kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat Sebut Ruang Penurunan Harga BBM Subsidi Cukup Terbuka


Senin, 02 Januari 2023 / 19:08 WIB
Pengamat Sebut Ruang Penurunan Harga BBM Subsidi Cukup Terbuka
ILUSTRASI. Warga membeli bbm subsidi di sebuah SPBU di Depok. Jawa Barat, Selasa (8/11/2022). KONTAN/Baihaki/8/11/2022


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini harga minyak mentah dunia berangsur-angsur menurun. Di atas kertas, hal tersebut bisa memicu pemerintah untuk menurunkan harga BBM subsidi seperti Pertalite.

Mengutip Trading Economics, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) pada Senin (2/1) pukul 18:15 WIB berada di level US$ 80,26 per barel. Angka tersebut naik 2,37% dibandingkan posisi pada Jumat lalu. Namun, dalam sebulan terakhir, harga minyak WTI telah turun 1,08%.

Harga minyak WTI juga menunjukkan penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Sebab, Maret 2021 lalu harga minyak tersebut sempat menyentuh kisaran level US$ 100 per barel.

Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan, pemerintah sebenarnya memiliki ruang untuk menurunkan harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar. Sebab, pendapatan pemerintah dari pajak maupun PNBP atau Penerimaan Negara Bukan Pajak sudah di atas target.

Baca Juga: Menteri BUMN Usulkan Pengumuman Harga Pertamax Dilakukan Tiap Pekan

Di samping itu, pemerintah juga telah menikmati windfall komoditas energi seperti migas dan batubara yang cukup besar sepanjang 2022. 

“Defisit APBN juga mengecil, sehingga alokasi dana subsidi yang belum terpakai dapat digunakan untuk menurunkan harga BBM,” jelas dia, Senin (2/1).

Bhima menilai, idealnya harga BBM yang turun dapat mendorong perekonomian, termasuk memicu peningkatan kinerja usaha transportasi selepas berakhirnya PPKM. Dengan kata lain, penurunan harga BBM subsidi merupakan stimulus yang ditunggu-tunggu para pelaku usaha dan konsumen.

Ia pun memandang, seiring pergerakan harga minyak mentah dunia yang diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun lalu, serta adanya momentum tahun politik, maka ini dapat memicu pemerintah untuk menurunkan harga BBM.

“Masalahnya ada pada tarik ulur penurunan harga BBM itu sendiri. Kalau tidak cepat, maka ada momentum hilangnya perputaran roda ekonomi,” ungkap dia.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, belum turunnya harga BBM subsidi disinyalir lantaran harga keekonomian produk BBM tersebut juga dipengaruhi oleh indikator-indikator lain, tidak hanya oleh pergerakan harga minyak dunia.

Di atas kertas, skenario penurunan harga BBM subsidi dapat terjadi apabila pemerintah memiliki ketersediaan anggaran subsidi energi yang besar. Kondisi sebaliknya, ketika anggaran subsidi yang dimiliki pemerintah terbatas, maka akan sangat sulit masyarakat merasakan penurunan harga BBM subsidi.

Baca Juga: Segini Sumbangan Kenaikan Harga BBM ke Inflasi Tahun 2022

Walau begitu, Tauhid berharap, pemerintah jangan sampai menaikkan lagi harga BBM subsidi pada 2023. Sebab, hal ini akan mempengaruhi daya beli masyarakat yang tengah berupaya bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Harga minyak dunia sendiri diperkirakan bakal mengalami kenaikan pada tahun ini seiring dihentikannya ekspor minyak dari Rusia ke negara-negara anggota G7. 

“Kalau pun tidak bisa turun, diharapkan harga BBM subsidi jangan sampai naik lagi tahun ini,” tandas dia, hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×