kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Sektor kesehatan, energi, telko pendorong utama BUMN di bawah Erick Thohir


Selasa, 19 Oktober 2021 / 12:05 WIB
Pengamat: Sektor kesehatan, energi, telko pendorong utama BUMN di bawah Erick Thohir


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membaik di semester I-2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini terlihat dari kenaikan laba bersih korporasi pelat merah yang mencapai 356% sepanjang semester I-2021 dibandingkan semester I-2020.

Laba bersih BUMN tercatat sebesar Rp 5,77 triliun pada semester I-2020. Angkanya kemudian meningkat menjadi Rp 26,35 triliun pada Januari-Juni 2021.

Kinerja baik ini tentu menjadi salah satu bukti, program perusahaan plat merah berhasil. Sekaligus juga diharapkan semakin membuat lapangan pekerjaan semakin banyak. Semakin untung semakin besar peluang melebarkan bisnis.

Ekonom yang juga pengajar Perbanas Institut Piter Abdullah menilai, salah satu yang mendorong kinerja perusahaan BUMN makin baik  didukung beberapa faktor.

Baca Juga: Erick Thohir: Holding PTPN fokus dorong ketahanan gula nasional

Antara lain perbaikan harga komoditas, penanganan pandemi yang semakin baik, juga peningkatan di sektor kesehatan, telekomunikasi, yang berujung pada kenaikan kinerja.  Misal BUMN sektor tambang, kinerja makin baik didorong kenaikan harga komoditas.

"Perkiraan saya kenaikan laba BUMN lebih disumbang oleh BUMN bank pemerintah, Pertamina, telkom, dan BUMN kesehatan, ujar Piter, kepada media, Senin (18/10).

Ia menilai, kenaikan kinerja selain karena faktor perbaikan pengelolaan, juga didorong sektor komoditas yang membaik di masa pandemi. Ia yakin, dengan perbaikan maka BUMN akan mempertahankan kinerja. Tak bisa juga dipungkiri, masih ada beberapa BUMN yang perlu diperbaiki.

"Termasuk juga indikator-indikator penyediaan lapangan kerja, dan sumbangsih terhadap kesejahteraan masyarakat. Mungkin yang paling bisa diapresiasi walaupun labanya tidak ada adalah program BBM satu harganya Pertamina serta keberhasilan BUMN Karya membangun berbagai infrastruktur," kata Piter

Kenaikan laba bersih BUMN yang mencapai 356% sepanjang semester I-2021 dibandingkan semester I-2020, tentu bisa dibaca ada perbaikan, namun juga jadi tantangan apakah akan terus mampu dipertahankan mengingat perbaikan kinerja lebih disokong perbaikan harga komoditas.

"Kenaikan itu bersifat adhoc karena kenaikan harga komoditas, karena adanya pandemi.  Ketika harga komoditas turun, pandemi sudah usai, keuntungan BUMN bisa saja akan kembali turun," ucapnya.

Baca Juga: Presiden Perintahkan Konsolidasi BUMN Dilanjutkan




TERBARU

[X]
×