kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.937.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.444   90,00   0,55%
  • IDX 6.969   -139,15   -1,96%
  • KOMPAS100 1.011   -24,78   -2,39%
  • LQ45 775   -17,94   -2,26%
  • ISSI 227   -4,16   -1,80%
  • IDX30 402   -10,37   -2,52%
  • IDXHIDIV20 472   -11,39   -2,36%
  • IDX80 114   -2,57   -2,21%
  • IDXV30 116   -2,17   -1,83%
  • IDXQ30 130   -2,94   -2,22%

Pengembang dan Pemerintah Sebut Tantangan serta Peluang Investasi di Kawasan Industri


Kamis, 19 Juni 2025 / 18:02 WIB
Pengembang dan Pemerintah Sebut Tantangan serta Peluang Investasi di Kawasan Industri
ILUSTRASI. kawasan industri milik PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST). Foto Dok BEST. Dalam upaya menarik minat investor, sejumlah pengembang kawasan siap menggelar ekspansi dan beradaptasi dengan kebutuhan industri.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan industri memegang peranan sentral dalam upaya memacu iklim investasi nasional. Dalam upaya menarik minat investor, sejumlah pengembang kawasan siap menggelar ekspansi dan beradaptasi dengan kebutuhan industri. 

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Akhmad Ma’ruf Maulana mengungkapkan kawasan industri di Indonesia punya banyak ruang untuk berkembang. Tapi kawasan industri berhadapan dengan sejumlah tantangan, termasuk persaingan dengan negara tetangga yang telah membentuk Special Economic Zone (SEZ) Johor-Singapura. 

Padahal, di tengah gonjang-ganjing global dan efek perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, ada celah bagi kawasan industri Indonesia untuk menarik limpahan investasi. "Persaingan di depan mata, ada Johor-Singapura yang pemerintahnya sangat melindungi kawasan SEZ tersebut," kata Ma'ruf dalam Musyawarah Nasional (Munas) IX HKI di Jakarta, Rabu (18/6).

Sebagai informasi, Akhmad Ma’ruf Maulana merupakan Ketua Umum HKI periode 2025–2029. Ma'ruf terpilih melalui Munas IX untuk menggantikan Ketua Umum HKI sebelumnya, Sanny Iskandar.

Baca Juga: Tarik Investasi di Kawasan Industri, HKI Usul Bentuk Badan Kawasan Industri Nasional

Ma'ruf melanjutkan, tantangan lain kawasan industri adalah kepastian pasokan gas dengan harga kompetitif, yang menjadi salah satu faktor penting dalam menarik investasi. "Ini menyangkut gas sangat memberatkan juga, teman-teman (pelaku industri) ingin lebih kompetitif," ungkap Ma'ruf.

Sebagai upaya mengatasi berbagai tantangan di kawasan industri, Ma'ruf lantas mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk Badan Kawasan Industri Nasional (BKIN). Badan ini berada di bawah koordinasi Kementerian Perindustian (Kemenperin), seperti halnya Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan Kementerian Investasi.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui sejumlah tantangan masih membayangi pengembangan kawasan industri. Mulai dari percepatan perizinan, konektivitas infrastruktur, hingga penyediaan energi hijau yang kompetitif.

Agus bahkan mendorong adanya Undang-undang (UU) khusus yang mengatur tentang kawasan industri. Opsi lainnya adalah pembahasan khusus terkait kawasan industri dalam revisi UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

"Kalau ada kepentingan untuk memperkuat status kawasan industri, maka silakan kita bahas bersama UU Kawasan Industri, why not? Tapi kalau merasa cukup ada satu bab khusus dalam revisi UU Perindustrian juga boleh," kata Agus.

Agus turut menyoroti pasokan dan harga gas yang menjadi masalah klasik yang mengusik para pelaku industri. Pemerintah sudah mengambil langkah dengan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Tapi, Agus mengamini implementasi di lapangan masih menemui tantangan.

Agus lantas membuka wacana bagi kawasan industri atau gabungan kawasan industri untuk mendatangkan pasokan gas dari luar negeri. Impor gas ini dapat dilakukan sebagai opsi jika pasokan gas industri dari dalam negeri tidak mencukupi.

Baca Juga: Menperin Buka Opsi Impor Gas untuk Kawasan Industri, Ini Syaratnya

"Apabila memang dianggap supply gas nasional tidak mencukupi, baik kuantitas maupun harganya tidak sesuai dengan regulasi dalam HGBT, maka seharusnya kawasan industri diberikan fleksibilitas untuk mendatangkan gas dari sumber-sumber lain, termasuk dari luar negeri," ungkap Agus.

Agus optimistis, ruang kawasan industri Indonesia untuk berkembang masih besar. Dalam lima tahun terakhir, ada sinyal positif dengan penambahan 52 kawasan industri baru. Berdasarkan data dari Kemenperin, saat ini Indonesia memiliki 170 kawasan industri.

Namun, tantangan berikutnya adalah mengungkit tingkat okupansi, yang saat ini baru mencapai 58,39%. "Artinya potensi untuk mengembangkan masih ada. Kalau isu-isu klasik tadi bisa dijawab, saya kira bisa loncat dari 60% lebih mudah. Pada dasarnya investor menunggu kepastian," kata Agus.

Strategi Ekspansi Emiten Kawasan Industri 

Dihubungi terpisah, sejumlah emiten pemilik dan pengembang kawasan industri menyiapkan strategi  untuk mendongkrak kinerja. Chairman & Founder PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) Setyono Djuandi Darmono mengatakan bahwa kawasan industri memiliki posisi strategis sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Darmono menyoroti sejumlah tantangan dan peluang pengembangan kawasan industri di Indonesia. Tantangannya antara lain ketidakpastian global hingga persaingan dengan negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia dan Filipina dalam hal insentif dan regulasi.

Sedangkan peluang datang dari permintaan yang tinggi terhadap kawasan industri hijau. Kemudian adanya dukungan regulasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan potensi pasar domestik yang besar.

Di samping itu, KIJA melirik potensi dari relokasi perusahaan asing. Pada tahun ini, sejumlah perusahaan dari China, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan menunjukkan ketertarikan di kawasan industri Cikarang maupun Kendal Industrial Park.

"Selain itu, beberapa perusahaan teknologi dan logistik dari Eropa serta AS sedang menjajaki kemungkinan untuk berinvestasi di kawasan kami. Terutama yang tertarik pada konsep green industrial city dan ekosistem edukasi-industrial yang terintegrasi dengan President University," kata Darmono kepada Kontan.co.id, Kamis (19/6).

Darmono optimistis pada tahun 2025 KIJA bisa mencapai target pertumbuhan penjualan lahan industri sebesar 15%-20% dibandingkan tahun lalu. Hingga Mei 2025, capaian kontrak lahan KIJA sudah mencapai lebih dari 35% dari target tahunan.

"Menunjukkan tren positif dari pelaku industri, terutama dari sektor logistik, data center, dan manufaktur elektronik. Ekspansi juga sedang kami arahkan pada pengembangan kawasan berbasis tematik seperti kawasan industri hijau, bioindustri, dan digital economy zone," terang Darmono.

Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk. Theresia Rustandi mengungkapkan bahwa emiten bersandi saham DILD ini akan melanjutkan pengembangan di dua kawasan industrinya. Pada segmen ini, DILD memiliki Ngoro Industrial Park di Mojokerto dan Batang Industrial Park di Batang, Jawa Tengah.

DILD juga memiliki kawasan pergudangan Aeropolis Techno Park, di Aeropolis, Tangerang. "Ekspansi lahan industri menjadi salah satu bagian dari proses bisnis yang kami selalu lakukan untuk memperluas kawasan. Selain itu kami memiliki rencana dan sedang menyiapkan pengembangan kawasan industri baru di Pulau Jawa," kata Theresia.

Secara kinerja, pada kuartal I-2025 kawasan industri memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp 411,6 miliar. Melonjak signifikan sekitar empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2024. 

PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) tak ingin ketinggalan untuk mengungkit kinerja. Tapi Head of Corporate Finance & Investor Relations BEST Rika Mandasari tetap mewaspadai risiko dari gejolak geopolitik global.

Kondisi ini memengaruhi keputusan investasi sejumlah pelaku industri yang saat ini masih bersikap hati-hati. Namun di sisi lain, kondisi ini juga membuka peluang, khususnya potensi relokasi industri dari negara lain ke Indonesia.

BEST melihat potensi permintaan yang menjanjikan, khususnya dari sektor data center, warehouse & logistic, consumer goods (FMCG), serta food and beverage (F&B). "Sektor-sektor ini menjadi target utama pengembangan dan pemasaran kami," kata Rika.

Baca Juga: Perkuat Transisi Energi, Bukit Asam (PTBA) Hadirkan PLTS di Kawasan Industri Cilegon

Selanjutnya: Dräger Indonesia Luncurkan Ventilator Buatan Indonesia, Savina 300 ID

Menarik Dibaca: 4 Kesalahan Menggunakan Blush On yang Bikin Wajah Terlihat Tua, Jangan Diulangi!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×