kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.414   14,22   0,22%
  • KOMPAS100 921   3,42   0,37%
  • LQ45 719   2,14   0,30%
  • ISSI 204   1,16   0,57%
  • IDX30 374   0,21   0,06%
  • IDXHIDIV20 453   -0,92   -0,20%
  • IDX80 105   0,51   0,49%
  • IDXV30 111   0,22   0,20%
  • IDXQ30 123   -0,14   -0,11%

Relokasi Perusahaan China ke Indonesia: Peluang dan Tantangan bagi Kawasan Industri


Rabu, 05 Februari 2025 / 15:29 WIB
Relokasi Perusahaan China ke Indonesia: Peluang dan Tantangan bagi Kawasan Industri
ILUSTRASI. Foto udara suasana salah satu kompleks perusahaan di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (19/12/2024). Staf Ahli Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Siliwanti menyatakan total kebutuhan investasi pada 2025-2029 sebesar Rp47.587,3 triliun dengan rata-rata per tahun sebesar Rp9.517,5 triliun yang bersumber dari tiga kelompok utama yaitu pemerintah, BUMN, dan swasta/masyarakat. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/aww.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Director Industrial & Logistics Services Colliers Indonesia Rivan Munansa mengungkapkan bahwa tren relokasi perusahaan China ke Indonesia dapat membawa dampak positif bagi sektor industri nasional.

Namun, untuk memanfaatkan peluang ini, kawasan industri di Indonesia perlu melakukan sejumlah persiapan penting.

Baca Juga: Kawasan Industri Batam dan Jabodetabek Dinilai Strategis untuk Relokasi Pabrik China

Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, berencana menetapkan hambatan tarif impor baru bagi sejumlah produk asal China.

Kebijakan ini mendorong banyak perusahaan China untuk mencari lokasi alternatif, khususnya di negara-negara ASEAN, guna merelokasi pabrik mereka agar dapat mengekspor langsung dari negara produksi baru.

Menurut Rivan, tren relokasi ini berpotensi memberikan dampak positif bagi industri di Indonesia, mengingat ekonomi China yang stagnan serta potensi perang tarif dengan Amerika Serikat.

Namun, ia menekankan bahwa Indonesia harus mampu bersaing dengan negara ASEAN lain seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Kamboja yang juga menjadi tujuan potensial relokasi pabrik.

Baca Juga: Persepsi Risiko Investasi (CDS) Indonesia Kembali Naik, Ini Sentimen yang Menyeretnya

"Indonesia harus memiliki sistem perizinan yang lebih baik, serta memperbaiki regulasi dan birokrasi agar lebih menarik bagi perusahaan yang ingin merelokasi pabriknya," ujar Rivan pada Rabu (5/2).

Persiapan Kawasan Industri

Rivan menekankan bahwa kawasan industri di Indonesia perlu meningkatkan daya saing dengan mempercepat pembangunan dan memastikan kesiapan infrastruktur serta utilitas yang memadai.

"Ketersediaan lahan yang siap dibangun menjadi sangat penting, sehingga ketika ada permintaan dari perusahaan China, kawasan industri sudah dalam kondisi siap," jelasnya.

Baca Juga: Pemerintah Harus Fokus Tarik Investor Padat Karya, Cegah Deindustrialisasi Prematur

Selain itu, konektivitas kawasan industri dengan jalan tol utama, pelabuhan, dan bandara harus diperkuat agar mempermudah akses logistik.

"Tanpa kesiapan akses dan utilitas yang memadai, akan sulit menarik minat perusahaan yang sedang mencari lahan untuk relokasi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×