kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengembangan bahan bakar ramah lingkungan terus digulirkan


Selasa, 24 Juli 2018 / 19:32 WIB
Pengembangan bahan bakar ramah lingkungan terus digulirkan
ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Sawit dan Mandatory Biodiesel


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program penggunaan bauran minyak sawit dalam solar sebesar 20% atau Biodiesel 20 (B20) kepada seluruh kendaraan bermesin diesel di Indonesia terus digulirkan. Terbaru ada pengembangan penggunaan bauran minyak sawit dalam solar 100% atau disebut green diesel.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, sudah ada teknologi untuk biofuel 100%, dan teknologi yang sama dengan fuel oil. Sehingga tidak mengganggu kondisi teknis dari kendaraan bermotor ataupun pembangkit dan yang lainnya.

Dengan kebijakan tersebut, pemerintah mendorong akan terjadi substitusi impor dengan biofuel atau biodiesel yang 100% itu sering disebut sebagai green diesel

Airlangga menjelaskan green diesel punya spesifikasi sama dengan petrodiesel. Hal itu akan dikembangkan selama empat tahun ke depan sehingga Indonesia bisa mandiri di bidang biodiesel.

"Green diesel itu standar sudah sama dengan EURO 4 tetapi proses berbeda. Kami mendorong industri biofuel meningkatkan kemampuannya menjadi Bio100. Dengan demikian nanti permintaan akan besar dan enviroment friendly," jelas Airlangga, Selasa (24/7).

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono menjelaskan mobil-mobil produksi TMMIN sudah siap produksi biodiesel.

Karena Toyota telah melakukan trial (uji coba) B-20 dengan mesin diesel Toyota dengan hasil sudah B-20 kapabel menggunakan diesel konvensional maupun biodiesel.

"Dampak positifnya bila program biodiesel ini berjalan tentunya adalah menumbuhkan penggunaan energi baru dan terbarukan," kata kata Warih kepada Kontan.co.id, Selasa (24/7).

Saat ini memang belum ada permintaan dari pasar ekspor untuk kendaraan biodiesel. Namun studi-studi tetap Toyota lakukan untuk memperluas pasar ekspor.

"Kami berharap kualitas dan pasokan B-20 dapat dijaga dengan baik, sehingga dapat dinikmati dan popular bagi pengguna mobil bermesin diesel di Indonesia," kata Warih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×