Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 tak menghalangi rencana pengembangan bisnis kendaraan listrik di Indonesia. PT Bakrie Autoparts misalnya, sebagai pemegang merek kendaraan listrik asal China BYD, menilai bakal ada prospek permintaan bus listrik di masa mendatang.
Apalagi pemerintah DKI Jakarta berkomitmen untuk membeli unit bus listrik yang bakal digunakan sebagai moda transportasi Transjakarta. Dino A Ryandi, Presiden Direktur PT Bakrie Autoparts melihat di tengah pandemi ini moda transportasi publik menerapkan pembatasan penumpang sebagai upaya social distancing.
Baca Juga: Harga motor sport bekas ini murah, Rp 20 jutaan, ada CBR250, GSX-R150, Ninja 250R
Sementara jumlah penumpang tetap besar, sehingga opsi penambahan armada pasti akan terus dilakukan. "Oleh karena itu menurut rencana awal pemprov DKI Jakarta ingin mengorder 100 armada bus listrik di tahun ini, namun ini belum pasti, kami juga masih menunggu realisasi berapa yang ingin diorder. Maka kami pun akan menjalani semua prosedur yang ada," kata Dino kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7).
Sehingga minggu depan pihak Bakrie Autoparts akan menyediakan unit bus listrik untuk diuji coba di salah satu trayek Transjakarta. Setelah ada kepastian order dari pemprov DKI Jakarta, perusahaan akan bekerjasama dengan karoseri lokal untuk merakit bus listrik tersebut.
Menurut Dino jika ada kepastian dari pemerintah baik dari sisi regulasi dan kesediaan untuk mengorder bus listrik ini, maka perusahaan akan mulai merencanakan apakah akan berinvestasi secara khusus di lini produksi bus listrik.
Pasar bus listrik untuk Transjakarta sangat potensial, Bakrie Autoparts paling tidak berusaha membidik sekitar 20%-30% dari kebutuhan moda transportasi publik tersebut. Selain bus dalam kota, menurut Dino, bus antar kota dan antar provinsi juga dapat menjadi potensi pasar masa depan yang memang memerlukan waktu karena terbatasnya infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan ini.
Baca Juga: Dipo Group merambah bisnis mobil bekas
Persoalan infrastruktur ini juga dapat penekanan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). "Infrastruktur dalam bentuk charging station merupakan faktor penting untuk percepatan pasar mobil listrik, selain harga jual," ungkap Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo.
Selanjutnya, persoalan komponen dan onderdil menurut Jongkie akan menyusul jika infrastruktur telah tersedia. Selain itu bagi industri otomotif, skala ekonomis harus tercapai untuk segera mulai berbisnis di kendaraan listrik ini.