kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengembangan di wilayah perkotaan harus mengedepankan unsur ramah lingkungan


Jumat, 14 Desember 2018 / 16:51 WIB
Pengembangan di wilayah perkotaan harus mengedepankan unsur ramah lingkungan
ILUSTRASI. Pemenang Green Property Awards


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Populasi penduduk Indonesia yang semakin padat terutama di wilayah perkotaaan membuat pengembangan proyek properti harus mengedepankan aspek ramah lingkungan. Jika tidak, maka daya dukung perkotaan tidak akan mampu menopang populasi yang semakin besar itu. Diperkirakan penduduk yang tinggal di perkotaan pada tahun 2030 akan meningkat dari 70% menjadi 75%.

Daya dukung yang dimaksud adalah segala sumber daya dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk melayani sebuah populasi, mulai dari suplai air, sistem sanitasi, energi, engolahan limbah dan sampah, kecukupan vegetasi, ruang interaksi dan udara yang bersih, sampai sistem transportasi dan komunikasi.

Pengembangan kota yang tidak mengedepankan aspek ramah lingkungan akan berpotensi membuat kualitas hidup sebagian besar warga kota akan merosot dan memprihatinkan yang membuat biaya rehabilitasnya akan makin tinggi. Selain itu, bencana juga akan tiap saat menghantui lingkungan sekitarnya.

Pentingnya aspek ramah lingkungan inilah yang membuat HousingEstate konsisten menyelenggarakan Green Property Awards (GPA) bagi para pengembang. Hal itu ditujukan agar mendorong developer menerapkan konsep eco friendly itu dalam pengembangan proyek-proyeknya, kendati insentif dan keseriusan pemerintah mendukungnya masih minim, dan keseriusan developer juga naik turun.

Sebanyak 11 proyek dari Sembilan perusahaan properti berhasil meraih penghargaan GPA 2018 yang diselenggarakan baru-baru ini. Penilaian prestasi mereka didasarkan pada indicator penataan ruang kawasan sesuai aturan, energi hijau, desain bangunan hijau, pengelolaan air, sistem pengelolaan sampah dan limbah, transportasi umum, ruang terbuka hijau, dan partisipasi warga.

Kesebelas proyek itu adalah Royal Tajur di Bogor, Mall Ciputra Tangerang, Sayana Apartemen di Bekasi, Citra Towers di Kemayoran, Citra Sentul Raya di Sentul, CitraGraden BMW di Cilegon, Podomoro Golf View (PGV) di Gunung Putri, Proyek Savan di Kota Deltamas, Tamansari Kencana di Bandung, Paramount Land di Gading Serpong, Sentul City, dan BSD city.

Pengamat perkotaan Nirwono Joga yang menjadi penilai GPA 2018 mengatakan, pembangunan infrastruktur TI yang semakin massif sebenarnya membuat design hunian bisa dirancang dengan eco friendly. 

Pemanfaatan sirkulasi udara dan cahaya alami ke dalam ruang-ruangnya yang menghemat energi, tapi juga dilengkapi fitur smart home yang memungkinkan penghuni mengontrol penggunaan energi di rumah dari mana saja lewat gawainya.

Perumahan Savana di Deltamas berhasil menerapkan itu. Setiap rumah di sana dilengkapi fitur canggih seperti Panasonic Home Network System dan sistem penyaring udara Puretech. Rumah diklaim 97% bebas debu, kotoran, dan polusi yang berbahaya karena udara yang masuk telah disaring oleh Puretech.

“Kemajuan lain, beberapa perumahan juga mulai memanfaatkan panel surya sebagai penyuplai listrik di rumah bergandengan dengan listrik dari PLN, karena adanya regulasi pemerintah yang mendorong. Jadi, penggunaan listrik PLN yang pembangkitnya umumnya masih digerakkan energi fosil (BBM) bisa dikurangi,” Kata Nirwono dalam siaran persnya, Jumat (14/12).

Nirwono berharap semua proyek properti yang dikembangkan developer dengan konsep hijau itu mendapatkan dukungan pemerintah, berupa insentif pajak, kemudahan perizinan, regulasi, dan lain-lain, sehingga dari tahun ke tahun makin banyak developer yang mau menerapkan konsep itu di proyeknya.

“Dukungan pemerintah sangat perlu karena penerapan konsep green yang sudah mutlak itu selalu beririsan dengan keterjangkauan harga rumah (yang membuat banyak developer enggan menerapkannya),” jelasnya.

Lebih lanjut, Nirwono berharap, developer tetap semangat mengembangkan proyek berkonsep ramah lingkungan meskipun dukungan kongkrit pemerintah masih kurang. Sebab, menurutnya properti yang dikembangkan dengan konsep green dalam jangka panjang jauh lebih menguntungkan bagi reputasi developer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×