kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pengembangan edamame, 3 kementerian kunjungi fasilitas produksi Austindo (ANJT)


Selasa, 08 Juni 2021 / 16:46 WIB
Pengembangan edamame, 3 kementerian kunjungi fasilitas produksi Austindo (ANJT)
ILUSTRASI. Pengolahan edamame PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) yang beroperasi di Jember, menerima kunjungan kerja dari Kementerian Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Desa pada Jumat (4/6).

Sebagai informasi, Kabupaten Jember merupakan salah satu sentra pengembangan edamame di Indonesia dan GMIT merupakan salah satu produsennya.

Dalam kunjungan kerja tersebut, pembasan utama yang didiskusikan adalah sinergi kementerian serta Pemerintah kabupaten Jember dengan GMIT untuk pengembangan Edamame sebagai komoditas ekspor andalan jember.

Baca Juga: Austindo Nusantara Jaya (ANJT) mengekspor edamame ke Jepang

Yuli Sri Wilanti, Asisten Deputi Pengambangan Agribisnis Hotikultura, Kementerian Perekonomian mengatakan dalam upaya memenuhi kebutuhan edamame di pasar domestik dan ekspor, perlu ada kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Petani Edamae, dan sektor swasta untuk membangun ekosistem bisnis terintegrasi sehingga dapat meningkatkan produksi serta daya saing.

"Pencapaian ekspor edamame yang telah berjalan dengan baik memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah serta peningkatan devisa negara. Ke depan, kemitraan yang telah terjalin antara GMIT dengan petani binaan dalam bentuk kerja sama operasional (KSO) diharapakan menigkatkan, khususnya menjaring para petani muda," ujar Yuli dalam keterangan resmi, Senin (7/6).

 

Erwan Santoso, Presiden Direktur GMIT menambahkan komoditas edamame memiliki potensi yang baik untuk pengembangan pasar ekspor, terutama pasar Jepang.

Dalam hal ini, GMIT telah mengekspor 42 ton edamame beku dengan standar kualitas yang tinggi ke pasar Jepang. Ekspor tersebut merupakan kerja sama GMIT dengan Asia Foods Group yang sudah berpengalaman di bidang pengolahan dan penjualan edamame beku.

"Potensi ekspor edamame ini masih sangat besar, kami yakin masih mampu meningkatkan dan bersaing secara kualitas dengan Taiwan, China, dan Thailand," jelasnya.

Baca Juga: Replanting Kebun Sawit, Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Siapkan Capex US$ 42,8 Juta

Erwan mengatakan, selain edamame, GMIT sedang mengembangkan potensi ekspor untuk komoditas okra dan hortikultura lainnya sehingga dapat meningkatkan kontribusi devisa bagi negara serta peningkatan perekonomian di Kabupaten Jember.

Pada 2020, GMIT telah bekerja sama dengan 38 petani lokal sebagai pemasok edamame yang dihasilkan dari lahan seluas 165 Ha di Jember dan daerah sekitarnya. Dengan kemitraan model KSO, para petani mendapatkan akses informasi dan pembinaan dari asisten lapangan GMIT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×