kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembangan TubanPetro Didorong Agar Mampu Tekan Defisit Neraca Perdagangan


Rabu, 19 Januari 2022 / 19:52 WIB
Pengembangan TubanPetro Didorong Agar Mampu Tekan Defisit Neraca Perdagangan
ILUSTRASI. Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (PT TPPI) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - ​JAKARTA. Pengembangan PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) bersama sejumlah anak usaha diyakini akan berkontribusi signifikan mendorong kemandirian industri di dalam negeri, sehingga tidak bergantung pada produk impor. Sekaligus juga akan mampu menekan defisit neraca perdagangan.

Sebagai catatan, akibat tingginya impor petrokimia tahun 2020 sebesar US$7 miliar dengan volume 7,33 juta ton, menyumbang defisit terhadap neraca perdagangan sebesar hampir US$5 miliar. Produk yang banyak diimpor adalah etilena, benzene, toluene, propilena dan silena serta polietilena, polipropilena yang merupakan bahan baku industri plastik.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rionald Silaban menjelaskan, agar defisit secara perlahan dapat terus dikurangi, pemerintah terus mendorong pengembangan di TubanPetro. 

Apalagi, prospek pengembangan industri petrokimia masih sangat besar untuk dikembangkan dengan belum terpenuhinya kebutuhan bahan petrokimia untuk dalam negeri sehingga masih dilakukan supply dari luar negeri yang dominan.

Disampaikan Rionald, selama pandemi Covid-19, kinerja TubanPetro Grup tetap terjaga dengan baik, sejalan dengan tren kenaikan di industri petrokimia.

Berdasar data pemerintah, Industri petrokimia hulu hingga hilir dan berhasil membukukan tingkat pertumbuhan sebesar 9,39 % pada 2020 dan 9,15% pada triwulan 2 tahun 2021.

Baca Juga: Kejar valuasi pasar US$ 100 miliar, enam subholding Pertamina diresmikan

TubanPetro yang bergerak di industri petrokimia hulu dan intermediate, mencatatkan pendapatan konsolidasi perusahaan mengalami kenaikan 29% sepanjang 2019 hingga 2021 dari Rp 3,44 triliun menjadi Rp 4,44 triliun. Sedangkan, konsolidasi laba bersih naik menjadi Rp 771 miliar pada 2021 dari sebelumnya Rp 671 miliar pada 2019.

Kenaikan ini terjadi akibat meningkatnya harga jual komoditas yang diproduksi oleh anak usahanya, yaitu produk Polypropilene dari PT Polytama Propindo dan produk 2-Ethyl Hexanol  dari PT Petro Oxo Nusantara.

Selain membukukan kinerja finansial yang positif, selama tahun 2021 ini TubanPetro berhasil melakukan pembayaran dipercepat atas sisa Utang Multi-Years Bond yang tidak dikonversi kepada Kementerian Keuangan sebesar Rp 50 miliar sehingga total pembayaran utang tersebut pada tahun 2021 adalah Rp 66,5 miliar. 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×