Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - MEDAN. Setelah perluasan mandatori bauran Biodiesel 20% (B20) diberlakukan September 2018 lalu, saat ini pemerintah terus berupaya agar B25 dan B30 bisa segera terlaksana.
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian Edy Sutopo menyebutkan pemerintah berharap agar mandatory B30 dapat di percepat, sayangnya masih terdapat sejumlah kendala dalam perencanaannya.
“Iya mungkin ini akan dipercepat. Sekarang ini kan masih menggunakan teknologi esterifikasi. Ke depan saya enggak tahu apakah kebijakannya harus menggunakan teknologi crackring dengan katalis, tapi ini masih mahal memang dan ini masih ada kendala,” ungkapnya di Hotel Grand Dhika Dr. Mansyur Medan, Senin (8/10).
Hal senada juga disampaikan oleh Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Lila H. Bachtiar. Menurutnya selain masalah penggunaan teknologi yang masih mahal, kesiapan mesin juga menjadi faktor penting dalam penerapan B30 nantinya.
“B30 ini akan dilakukan pada 2020, tapi konsumennya siap atau tidak dengan B30, baik mobilnya, mesin dan alat beratnya. Jangan sampai usai penerapan B30, mesin-mesin mogok semua. Kalau mesin industri mogok ruginya miliaran. Ini memang harus hati-hati,” ujarnya.
Lebih lanjut Edy mengatakan bahwa dengan adanya penerapan B30, maka harga CPO akan terkontrol. Selain itu ini akan terkait dengan stabilitas ekonomi di mana penerapan ini juga akan mengatasi masalah defisit neraca perdagangan.
“Serapan CPO di lokal memang naik, harga bisa di kontrol untuk tidak jatuh. Setelah kita tersadar karena neraca perdagangan kita defisit, pemerintah jadi tegas sekarang, kalau tidak ditmbah dengan B25 atau B30 kita khawatir harga CPO kita akan tertekan terus,” ujar Edy.
Lila menyebut bahwa sejauh ini persiapan penerapan B30 masih jauh, prosedur pertama adalah dengan melakukan road test B30 dengan aneka ragam kontur jalanan. Road test ini kemudian akan dijadikan sebagai review untuk mempersiapkan pabrikan memproduksi B30.
“Akhir bulan ini kita akan ada road test untuk B30. Ada juga jalanan ekstrem yang akan di lakukan, misalkan jalan ke Lembang, ke Bukittinggi dan ke sepanjang Bukit Barisan,” ujarnya.
Untuk perluasan B20 yang baru saja di tetapkan sejauh ini masih berjalan dengan baik, hanya saja di beberapa sektor aplikasi B20 belum dapat diterapkan. Misalkan saja dataran tinggi Freeport dan beberapa peralatan mesin persenjataan.
“Yang sudah pasti sekarang B20, untuk yang PSO sudah berjalan dari tahun lalu, yang tahun ini untuk non PSO sudah berjalan. Dan Pak Jokowi tidak ada kompromi kecuali ada beberapa yang penggunaannya di Freeport di tempat tinggi freezing point, tapi itu juga nanti akan segera di selesaikan,” tegas Edy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News