kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penggunaan karet sebagai bahan bakar nabati bisa tingkatkan penyerapan dalam negeri


Senin, 20 Januari 2020 / 17:39 WIB
Penggunaan karet sebagai bahan bakar nabati bisa tingkatkan penyerapan dalam negeri
ILUSTRASI. Petani menoreh pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (5/7).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) tengah mendorong pemanfaatan karet sebagai bahan baku bahan bakar nabati.

Ketua APBI Aziz Pane mengatakan, pihaknya mendorong penerapan bahan bakar berbasis karet ini untuk meningkatkan gairah petani karet untuk menanam komoditas ini. Aziz mengkhawatirkan, bila petani tak lagi menanam karet, maka Indonesia justru berubah menjadi pengimpor karet.

Baca Juga: Mengenal Shin Kyuk-ho, taipan yang mengubah bisnis permen karet jadi aneka industri

Kekhawatiran tersebut disebabkan beberapa alasan. Pertama, pohon-pohon karet yang sudah tua. Adanya panyakit pestalotiopsis yang menyerang pohon-pohon karet Indonesia dan karena harga karet yang cenderung turun.

“Makanya kita harus menguatkan [pemanfaatan karet sebagai bahan bakar] ini agar penggunaan karet ini meningkat. Ini agar petani itu yakin apa yang dia kerjakan itu benar,” tutur Aziz, Senin (20/1).

Baca Juga: Berdayakan Kopi sebagai Komoditas Unggulan Negeri

Menurut Aziz, dengan pemanfaatan karet sebagai bahan bakar minyak nabati, maka serapan karet Indonesia bisa bertambah hingga 2 juta ton. Selama ini, serapan karet dari dalam negeri hanya bisa mencapai sekitar 600.000 ton. Dari angka tersebut, sekitar 450.000 ton diserap oleh industri ban.

Namun, pemanfaatan karet sebagai bahan bakar nabati ini tak serta merta bisa dilakukan. Aziz mengatakan, langkah ini perlu didukung oleh pemerintah dengan mengambil tindakan lebih lanjut seperti dengan melakukan penelitian.

Menurutnya, penelitian tersebut pun tergantung fasilitas yang diberikan. “Kalau bagus, mereka bisa cepat,” tambah Aziz.

Tak hanya pemanfaatan karet untuk bahan bakar, Aziz pun mengatakan pihaknya akan meminta pemerintah untuk menggunakan karet Indonesia sebagai bahan untuk pembangunan ibu kota baru. Beberapa contoh yang bisa menggunakan karet seperti blok anti gempa hingga campuran untuk aspal.

Baca Juga: Industri karet masih dibayangi wabah pestalotiopsis di sepanjang tahun 2020 

“Kami akan minta Bappenas agar pembangunan ibu kota baru itu menggunakan karet alam Indonesia. Kalau tidak begitu, tidak akan meningkat penggunaan karet kita,” ujar Aziz.

Aziz pun memprediksi tahun ini produksi karet di Indonesia bisa mencapai 3,6 juta hingga 3,8 juta ton. Angka tersebut menurutnya sama dengan produksi tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×