Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Karena produksi LNG tahun ini berkurang, PT Badak NGL tidak bisa mengoperasikan mesin pengolah gas (train) dengan maksimal. "Dari 8 train yang kita miliki, hanya 7 train yang aktif, sedangkan satu train tak beroperasi karena pasokan gas kurang," jelas Direktur dan Kepala Produksi PT Badak NGL
Meski begitu, ia optimis ke depan pasokan gas untuk PT Badak bisa kembali pulih dengan adanya penemuan sumur-sumur gas dan kontrak gas yang baru. Sehingga PT Badak masih bisa mendapatkan pasokan gas untuk jangka panjang. "Temuan sumber gas baru ini diharapkan bisa digunakan hingga 30 tahun ke depan," kata Hanung.
Beberapa cadangan gas baru ini, di antaranya adalah coal bed methane (CBM) alias gas metana batubara yang saat ini tengah dieksplorasi dan diproduksi oleh VICO, dan gas laut dalam (Deep water gas) yang diproduksi oleh Chevron. Untuk CBM, Hanung optimis bisa mulai mendapatkan pasokannya sekitar tahun 2013 - 2014. "Sedangkan untuk gas laut dalam milik Chevron itu sekitar tahun 2016 -2017", jelasnya.
Catatan saja, PT Badak NGL adalah anak usaha Pertamina yang memproduksi gas alam cair. Saat ini pabrik pengolahan gas alam cair milik PT Badak NGL yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur memiliki kapasitas produksi 22,5 juta ton LNG dan 1,2 juta ton PLG per tahun. Pertamina menguasai 55% saham PT Badak NGL, sedangkan sisanya dimiliki oleh oleh VICO sebanyak 20%, JILCO 15% dan PT Total Indonesia sebanyak 10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News