kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penguatan dollar AS buka kesempatan manis industri kakao


Kamis, 24 Mei 2018 / 18:57 WIB
Penguatan dollar AS buka kesempatan manis industri kakao
ILUSTRASI. Sentra Perkebunan Kakao di Sulawesi


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan dollar AS berimbas bagus bagi lini bisnis ekspor kakao. Apalagi harga kakao dunia terus meningkat dan bisa jadi kesempatan bagi petani komoditas ini untuk ikut mengikuti tren harga tersebut.

"Penguatan dollar, efek positifnya terhadap petani di mana harga jual kakao petani jadi lebih tinggi dari biasanya," jelas Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Sindra Wijaya saat dihubungi KONTAN, Kamis (24/5).

Adapun menurutnya, harga kakao di petani lokal berada di kisaran Rp 32.000 per kilogram. Angka ini melesat dari catatan bulan April di Rp 28.000 per kg.

Sedangkan mengutip informasi dari Bloomberg, harga kakao dunia dari bursa ICE untuk penutupan Kamis (24/5) kontrak kirim Juli 2018 seharga US$ 2.617 per metrik ton. Angka ini terus menunjukkan kenaikan sejak akhir tahun 2017 di US$ 1.892 per metrik ton.

Namun demikian, bukan berarti industri kakao tanpa kendala mendapat kesempatan manis dari penguatan dollar ini. Pasalnya, minat petani kakao terus menurun akibat sejumlah hal seperti kurangnya pasokan bahan baku yang disebabkan karena alih lahan kebun. Hal ini menyebabkan produksi biji kakao tahunan dalam catatan AIKI terus turun dimana tahun 2015 produksi sebanyak 377.000 ton, tahun 2016 sebanyak 340.000 ton dan tahun 2017 adalah 260.000 ton.

Tapi untuk tahun ini, Sindra optimis melihat adanya peluang naik. Ia memperkirakan produksi biji kakao bisa meningkat 10%. Tak hanya itu, bisnis pada sektor kakao olahan juga bisa bertumbuh 5% dari angka produksi tahun lalu di 372.000 ton.

Optimisme ini terlihat dari data AIKI dimana ekspor kakao olahan dalam periode Januari-Februari 2018 naik menjadi 54.632 ton dari periode sama tahun lalu di 47.734 ton. Sedangkan ekspor biji kakao terdonkrak 153% jadi 4.713 ton dari periode dua bulan pertama di 2017 sebesar 1.862 ton.

"Ekspor biji kakao tahunan memang terus berkurang, tapi ekspor berupa kakao olahan terus meningkat pesat," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×