Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Untuk mengembangkan energi biofuel Kementerian Pertanian melakukan pilot project budidaya biji jarak yang digunakan untuk menghasilkan energi alternatif. Selain itu, pengembangan biji jarak ini juga dilakukan untuk menghasilkan produk turunan untuk bahan baku sabun dan makanan ternak.
Seperti diketahui, Kementerian Pertanian tengah melakukan pilot project pengembangan biji jarak di Bengkulu untuk dijadikan bahan baku energi alternatif.
Sayangnya, pengembangan biji jarak ini belum banyak menarik minat para pengusaha untuk ikut serta. Bahkan, perusahaan besar sekelas Medco pun belum tertarik untuk ikut serta dalam proyek ini.
Chieff Executive Director PT Metra Duta Lestari Yana Sofyan Panigoro bilang, sampai saat ini Medco secara langsung belum pernah terjun dalam bisnis pengembangan biji jarak. "Tapi kalau riset untuk pengembangan jarak kita pernah melakukannya," kata Yana.
Dalam riset itu, rupanya masih ditemukan kesulitan dalam proses panen. Ia juga menilai saat ini proyek pengembangan biji jarak belum layak (feasible). "Sehingga untuk saat ini belum waktunya bagi Medco untuk mengembangkan biji jarak," ujarnya.
Menurutnya, pengembangan biji jarak untuk saat ini masih membutuhkan biaya yang sangat besar. Sementara itu, di Indonesia pengembangan biji jarak juga belum banyak dilakukan. Jika ada subsidi dari pemerintah, imbuh Yana, mungkin pengembangan biji jarak akan lebih menarik bagi investor.
"Sebab selama ini yang terjadi di Indonesia belum ada subsidi untuk mengembangan biji jarak, maupun penggunaan biofuel dari bahan biji jarak," jelasnya. Sehingga belum banyak orang yang berminat mengembangkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News