Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rencana Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menstabilkan harga ayam di tingkat peternak dan konsumen dengan mengatur suplai bibit ayam alias day old chicken (DOC), maupun impor bibit indukan ayam atau grand parent stock (GPS) disambut positif kalangan pengusaha.
Eko P. Sandjojo, Wakil Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk mengatakan, sebenarnya kebijakan untuk mengurangi suplai tersebut dapat dilakukan oleh para pengusaha, namun karena takut akan dugaan pelanggaran usaha dari Komisi Pengawas Persaingan Usahan (KPPU) maka hal tersebut urung dilakukan.
Menurut Eko, lain ceritanya bila pengaturan suplai DOC maupun GPS dilakukan oleh pemerintah. Bila pemerintah yang mengatur suplai dan kebutuhan, maka pengusaha menjadi tidak khawatir dengan tuduhan pelanggaran usaha tersebut.
Meski demikian, agar stabilitas harga tersebut dapat terjaga dan tidak memberatkan produsen serta konsumen maka harus ada koordinasi yang baik antara Kemendag dan asosiasi, khususnya soal perhitungan konsumsi daging ayam masyarakat.
Bagi pengusaha langkah yang paling mudah untuk menjaga suplai adalah mengurangi produksi DOC. Risiko yang ditimbulkan juga tidak terlalu fatal karena sifatnya sementara atau temporary. "Mengurangi GPS efeknya bisa empat tahun kemudian, terlalu lama. Namun, bila mengurangi telur DOC, dampaknya hanya sekitar dua minggu," kata Eko, Senin (14/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News