Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Indonesia sedang mengalami himpitan yang luar biasa. Di tengah defisit listrik yang menghantui negara ini, rupanya ada ancaman yang datang dari pengusaha Jepang. Rencananya, 400 perusahaan Jepang berniat hengkang dari Indonesia.
Kabar hengkangnya pengusaha Jepang ini terkuak dari surat yang disampaikan President Jakarta Japan Club. Isi surat tersebut menyatakan 400 perusahaan akan hengkang dari Indonesia. Surat tersebut telah dikirimkan kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada 3 Juli 2008 lalu.
Ketua Kamar Dagang dan Industri MS Hidayat membenarkan surat tersebut. "Suratnya tertanggal 3 Juli," katanya, kemarin. Dalam surat tersebut diceritakan bahwa para pengusaha Jepang ini menderita kerugian sebesar Rp 48 miliar akibat pemadaman listrik yang terjadi sejak Mei 2008.
Karena banyaknya kerugian ini, para pengusaha Jepang ini mengancam akan pindah menanamkan modalnya ke China. Oleh karena itu Kadin akan segera menyampaikan hal ini kepada pemerintah agar ancaman itu benar-benar tidak terealisasi.
Ketua Komite Tetap Bidang Fiskal dan Monete Kadin Indonesia Bambang Soesatyo juga membenarkan surat tersebut. Menurutnya, pemerintah harus segera melakukan tindakan agar mereka tetap berinvestasi di Indonesia.
Menurut Bambang, Ancaman ini tidak hanya datang bukan hanya karena krisis listrik, namun juga karena harga Bahan Bakar Minyak (BBM) industri selalu naik.. "Ini artinya sudah lampu kuning, sebuah peringatan bagi dunia usaha kita," katanya, kemarin.
Ketua Asosiasi Produsen Lampu Indonesia (Aperlindo) John Mannopo mencontohkan perusahaan lampu listrik asal Jepang PT Panasonic Lighting Indonesia di Pasuruan, Jawa Timur, kehilang 8 jam waktu kerja setiap harinya, akibat pemadaman listrik bergilir.
Menurut John, dalam sebulan, pemadaman listrik terjadi empat kali dalam sebulan. "Panasonic Lighting terpaksa merugi Rp 4 miliar akibat pemadaman tidak terjadwal," kata John.
Menurut John, dengan adanya pemadaman ini, Panasonic Lighting mengaku kewalahan memenuhi order ekspor. Pasalnya, saat terjadi pemadaman para pekerja Panasonic Lighting terpaksa masuk jam 15.00 WIB sehingga menganggu kinerja perusahaan..
Asal tahu saja, perusahaan ini memproduksi 25 juta unit lampu hemat energi per tahun. Sekitar 80% produksi perusahaan itu dialokasikan untuk ekspor dengan harga jual US$ 2 per unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News