Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pengusaha kakao menginginkan bea masuk impor kakao diturunkan menjadi nol persen. Alasannya, mereka ingin melakukan impor biji kakao dari Ghana dan Pantai Gading.
Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Piter Jasman menjelaskan ciri khas kakao kedua negara tersebut berbeda dan tidak dimiliki dalam negeri. Industri ingin membuat campuran kakao.
Tidak hanya itu. Impor kakao dari Ghana dan Pantai Gading dapat memberikan nilai lebih dan menjadi peluang usaha. Peluang inilah yang selama ini telah dilirik oleh negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Menurut Piter, Malaysia dan Singapura mengimpor biji kakao dari Indonesia, Ghana, dan Pantai Gading lalu kemudian diolah. Olahan ini kemudian diimpor oleh Indonesia karena tidak mempunyai biji kakao Ghana dan Pantai Gading.
Piter yakin, ketakutan matinya pasar dalam negeri akibat ditiadakannya bea masuk, tidak akan terjadi. "Harga biji impor akan lebih mahal karena sudah fermentasi," tukasnya kepada KONTAN. Apalagi impor memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit sehingga harganya akan jauh lebih mahal ketimbang biji kakao dalam negeri.
Sebagai informasi, saat ini Kementerian Keuangan sedang membahas kemungkinan bea masuk impor kakao ditiadakan. Sebelumnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menuturkan kalau pihaknya sudah mendapat surat dari AIKI yang isinya meminta agar bea masuk kakao dihapuskan. Menurutnya saat ini kebutuhan industri terus naik sementara pasokan tak mencukupi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News