Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MarkPlus, Inc. dan Jakarta Chief Marketing Officer (CMO) Club kembali menghadirkan Industry Roundtable online edisi kedua pada Jumat (17/4). Membahas bagaimana sektor logistik menghadapi COVID-19. Di mana dengan masyarakat work from home (WFH), sektor logistik berpotensi meraup banyak untung. Pasalnya masyarakat mengubah kebiasaan belanja menjadi online dari offline.
"Saya menyebutnya sektor yang terkena windfall. Di saat sektor lain kesulitan, logistik seharusnya menikmati karena kebiasaan masyarakat berubah. Peran logistik menjadi penting. Tapi harus diingat, walau bisnis berpotensi bagus tetap harus bersiap kalau COVID-19 ini selesai. Sekarang menikmati belum tentu setelah COVID-19 menikmati. Tetap harus ada preparing, atau mempersiapkan," ujar Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya dalam video conference, Jumat (17/4).
Baca Juga: Mulai April, GIAA akan potong gaji karyawan sampa direksi 10%-50%
Menurut Hermawan, pemain logistik yang sedang menikmati bisnisnya di tengah pandemi harus tetap servicing, melayani konsumennya dengan baik dengan tetap mempersiapkan bisnis selepas COVID-19 atau preparing. Karena bisa jadi yang dinikmati sekarang tidak akan lagi ada setelah pandemi selesai
Sementara itu, Mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang ikut hadir menyatakan, walau potensinya besar, industri logistik tetap harus waspada. Karena tidak semua masyarakat langsung mengubah kebiasaan belanja menjadi online, yang didistribusikan lewat bisnis logistik.
"Selain itu orang mulai berhemat karena tidak tahu COVID-19 ini sampai kapan. Sektor lain seperti makanan bahkan sudah turun. Selama vaksinnya belum ditemukan, tantangannya cukup berat," ujar Jonan.
Menurutnya, bisnis yang sedang turun sekarang harus inovatif. Sehingga ketika COVID-19 sudah selesai, bisnis bisa tumbuh kembali. Jonan menyarankan pemain logistik lokal mulai fokus menggunakan IT. Selain mempermudah, juga secara jangka panjang lebih hemat secara operasional.\
Baca Juga: Kemenhub desak pemda DKI Jakarta tegas ke perusahaan yang beroperasi saat PSBB
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) M Feriadi menyatakan bahwa memang tidak semua pemain logistik tumbuh. Ada yang naik, tapi ada juga yang turun.
"Yang tumbuh karena dia sangat kuat di jaringan distribusi e-commerce. Sementara buat mereka yang mendistribusikan barang korporasi sangat berat. Pegawai korporasi banyak yang work from home, produksi menurun, sehingga otomatis distribusi juga menurun," ungkapnya.
Feriadi mengungkapkan, teknologi sangat berperan dalam mendukung logistik. Pemain-pemain yang menikmati bisnis di masa COVID-19 ini juga salah satunya karena memiliki sistem IT mumpuni. Sehingga bisa terintegrasi dengan industri e-commerce.
Ia meyakini di masa depan orang yang beli online meningkat karena COVID-19. Apalagi skema bisnis belanja online mendukung produk dijual di e-commerce jauh lebih murah dibanding offline. Menurut Feriadi, skema bisnis online ikut mendorong pemain logistik merumuskan biaya pengiriman semakin kompetitif. "Dan karena COVID-19 itu pula kami malah bisa akselerasi skema tersebut dari sekarang," katanya.
Baca Juga: Komite Basel nilai perbankan Indonesia penuhi standar internasional
Sementara Direktur Angkutan Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Ahmad Yani menyatakan, terus mendukung sektor logistik lewat berbagai kebijakan. Ia menilai bahwa sektor logistik ini memiliki peran vital di tengah COVID-19.
"Kami yakin proses logistik tidak boleh terganggu. Makanya kami memberikan beberapa relaksasi kebijakan kepada pemain industri logistik. Tapi di satu sisi kami berharap pengusaha logistik juga mulai memikirkan digitalisasi. Apalagi pemain-pemain logistik yang mayoritas beroperasi di darat," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News