Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
Baca Juga: Kemenhub desak pemda DKI Jakarta tegas ke perusahaan yang beroperasi saat PSBB
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) M Feriadi menyatakan bahwa memang tidak semua pemain logistik tumbuh. Ada yang naik, tapi ada juga yang turun.
"Yang tumbuh karena dia sangat kuat di jaringan distribusi e-commerce. Sementara buat mereka yang mendistribusikan barang korporasi sangat berat. Pegawai korporasi banyak yang work from home, produksi menurun, sehingga otomatis distribusi juga menurun," ungkapnya.
Feriadi mengungkapkan, teknologi sangat berperan dalam mendukung logistik. Pemain-pemain yang menikmati bisnis di masa COVID-19 ini juga salah satunya karena memiliki sistem IT mumpuni. Sehingga bisa terintegrasi dengan industri e-commerce.
Ia meyakini di masa depan orang yang beli online meningkat karena COVID-19. Apalagi skema bisnis belanja online mendukung produk dijual di e-commerce jauh lebih murah dibanding offline. Menurut Feriadi, skema bisnis online ikut mendorong pemain logistik merumuskan biaya pengiriman semakin kompetitif. "Dan karena COVID-19 itu pula kami malah bisa akselerasi skema tersebut dari sekarang," katanya.
Baca Juga: Komite Basel nilai perbankan Indonesia penuhi standar internasional
Sementara Direktur Angkutan Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Ahmad Yani menyatakan, terus mendukung sektor logistik lewat berbagai kebijakan. Ia menilai bahwa sektor logistik ini memiliki peran vital di tengah COVID-19.
"Kami yakin proses logistik tidak boleh terganggu. Makanya kami memberikan beberapa relaksasi kebijakan kepada pemain industri logistik. Tapi di satu sisi kami berharap pengusaha logistik juga mulai memikirkan digitalisasi. Apalagi pemain-pemain logistik yang mayoritas beroperasi di darat," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News