Reporter: Hikmah Yanti |
JAKARTA. Pengusaha biodiesel menaruh harapan pada PT Pertamina (Persero). Mereka berharap perusahaan pelat merah itu segera mengeluarkan daftar mitra usaha terpilih (DMUT). Dengan DMUT ini, produsen biodiesel bisa lantas memasok produknya ke Pertamina.
Saat ini, Produksi biodiesel di dalam negeri dihasilkan sebelas perusahaan yakni PT Asian Agri Tbk, PT Energi Alternatif Indonesia, PT Eterindo Wahanatama Tbk, PT Darmex Biofuel, Ganesha Energy Group, PT Indo Biofuels Energy, PT Multikimia Intipelangi, Musim Mas Group, Pertama Hijau Group, PT Sumi Asih, dan Wilmar Group.
Namun, Pertamina hanya menerima pasokan biodiesel dari 6 perusahaan biodesel yang terbilang besar. Diantaranya PT Eterindo Wahanatama Tbk dengan kapasitas 120.000 metrik ton per tahun, PT Darmex Biofuel berkapasitas 150.000 metrik ton per tahun, Wilmar Group dengan kapasitas 700.000 metrik ton per tahun, PT Sumi Asih yang berkapasitas 200.000 metrik ton per tahun, PT Indo Biofuels Energy dengan kapasitas 60.000 metrik ton per tahun.
Rupanya produsen biodiesel lain pun ingin pula dapat orderan. "Kami minta Pertamina mempercepat proses DMUT sehingga mendapat kesempatan menyuplai biodiesel," kata Direktur Permata Hijau Group Hendra Gondawidjaja, kepada KONTAN, kemarin (21/12).
Hendra bilang, dengan lesunya pasar ekspor ke Amerika dan ke Eropa, maka produsen berharap penuh pada pasar domestik, yakni ke Pertamina. Apalagi, menurutnya, jika nanti Pertamina mencampur solarnya dengan biodiesel sebanyak 10% maka bisa menyerap 60%-70% biodiesel dari total produksi biodiesel dalam negeri yang mencapai 2.521.000 metrik ton pada tahun depan.
Juru Bicara Pertamina Anang R Noor bilang, Pertamina memang tidak bisa menambah DMUT bagi produsen biodiesel lainnya. Artinya Pertamina hanya menerima pasokan biodiesel dari 6 perusahaan besar di atas. "Kalau Pertamina menerima juga dari produsen dengan kapasitas kecil akan repot pengaturannya," katanya.
Pertamina mempersilakan bagi perusahaan skala kecil itu untuk berkonsolidasi dengan perusahaan besar yang saat ini menjadi mitranya. Dengan begitu Pertamina bisa saja membeli biodiesel dari produsen kecil melalui 6 perusahaan mitranya. "Pertamina tidak membatasi pembelian karena kebutuhannya cukup besar tinggal pengaturannya saja, silakan bergabung dengan perusahaan besar," jelas Anang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News